Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB hingga kini masih menunggu petunjuk teknis (Juknis) program makan siang gratis dari pemerintah pusat. Program besar ini menjadi salah satu bahasan pada saat rapat pimpinan (Rapim) yang berlangsung Senin, 11 November 2024 di Pendopo Gubernur NTB.
Sekda NTB H. Lalu Gita Ariadi mengatakan, meskipun sudah ada informasi awal perihal program ini, namun informasi yang resmi yang terkait dengan juklak dan juknis masih dinanti sebagai pedoman bagi Pemda yang melaksanakan kegiatan ini di lapangan.
“Kita di daerah ini masih menunggu juklak juknisnya atau pedoman teknis pelaksanaannya. Sembari menunggu kami sudah melakukan konsolidasi juga. Bagaimana peran kita, UMKM perannya seperti apa,” kata Lalu Gita Ariadi kepada wartawan, Selasa, 12 November 2024.
Pihaknya kata Sekda sudah melakukan komunikasi dengan ahli tata boga sebagai antisipasi peran mereka yang mungkin akan sangat dibutuhkan pada saat program tersebut dijalankan nantinya. Komunikasi dengan pakar tata boga tak hanya dibutuhkan untuk mensuskseskan program makan bergizi gratis saja, namun juga untuk persiapan PON Nusa Tenggara 2028.
“Kita tak ingin berita yang naik itu tentang nasi yang basi misalnya. Kenapa basi, itu salah kelola saja, sehingga kita komunikasi dengan ahli tata boga terkait dengan daya dukung yang dibutuhkan, alat dan lain sebagainya “ imbuh Sekda.
Secara umum, Pemprov NTB kata Gita sudah memiliki data-data yang dibutuhkan untuk mensukseskan 7 program prioritas di masa 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran ini. Misalnya jumlah anak-anak sekolah, jumlah penderita TBC, jumlah warga yang menjadi sasaran pemeriksaan kesehatan secara gratis dan lainnya.
Untuk diketahui, ada 7 program prioritas pemerintah pusat di 100 hari sejak pelantikan Presiden Prabowo. Yang pertama yaitu makan bergizi gratis, pemeriksaaan kesehatan gratis yang meliputi pemeriksaan tensi, gula darah, foto rontgen dan screening penyakit katastropik. Selanjutnya program pembangunan rumah sakit lengkap berkualitas di daerah, dengan meningkatkan kualitas rumah sakit di daerah dari tipe D menjadi tipe C, beserta sarana dan prasarana serta alat kesehatannya.
Selain itu ada penuntasan penyakit TBC di Indonesia. Renovasi sekolah yang mencakup ruang kelas, mebeler dan mandi, cuci, kakus (MCK). Selanjutnya membangun lumbung pangan nasional daerah dan desa, dengan intensifikasi lahan pertanian dan cetak sewa baru serta dukungan sarana pra sarana pendukung.
Dilansir dari Indonesia.go.id, situs resmi Kementerian Komunikasi dan Digital, Pemerintah Indonesia sendiri mengalokasikan sebesar Rp71 triliun untuk program makan siang bergizi (MBG) pada APBN 2025. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator (Menko) bidang Pangan, Zulkifli Hasan, setelah rapat bersama kementerian dan lembaga di bawah koordinasi Kemenko Pangan di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, akhir Oktober kemarin.
Anggaran sebesar itu menyasar sekitar 19,47 juta orang dari kalangan anak sekolah hingga ibu hamil maupun menyusui. Untuk itu, Presiden Prabowo Subianto berpesan agar pelaksanaan program MBG ini dilaksanakan dengan baik. Mengingat mata rantai program ini melibatkan banyak pihak mulai dari sekolah, petani, peternak, transportir, ahli gizi, dan pemerintah daerah.
Dalam hal ini, Badan Gizi Nasional (BGN) merupakan koordinator pelaksana dari program MBG ini. Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan, pihaknya sudah membangun 85 satuan pelayanan untuk menjalankan program MBG.
Pihaknya juga siap melakukan uji coba MBG di 100 titik sampai akhir 2024. Terkait metode penyaluran yang akan digunakan. Badan Gizi Nasional akan melakukan tiga skema. Pertama, Badan Gizi Nasional akan membangun dapur pusat. Kedua, membangun dapur di sekolah atau pesantren dengan jumlah siswa minimal 2.000 orang. Ketiga, BGN akan melayani di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dalam waktu setengah jam.
Sedangkan wilayah yang harus dijangkau dalam satu hari, nanti akan dikirimkan dengan menggunakan paket vacuum. Pengiriman untuk daerah terpencil akan dilakukan setiap satu bulan atau satu minggu, dengan menu makanan yang bervariasi.(ris)