Mataram (Suara NTB)- Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Komunikasi dan Informasi Daerah (Kominda) NTB untuk membahas tindak lanjut dari program Asta Cita yang digagas oleh Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran.
Rakor yang berlangsung Selasa 19 November 2024 ini juga dihadiri oleh Kabinda NTB, KPPBC Mataram Wilayah NTB, Pasintel Lanal Mataram, Asintel Kejati NTB, serta sejumlah instansi lainnya.
Dikutip dari distanbun.ntbprov.go.id, rakor ini bertujuan untuk menyusun strategi dalam mewujudkan dua program utama, yaitu swasembada pangan dan pemberian makan bergizi gratis bagi masyarakat.
Rakor ini dibuka oleh Kabinda NTB yang menjelaskan bahwa tujuan dari pertemuan ini adalah untuk memperkuat koordinasi dalam menghadapi tantangan besar di sektor pangan dan gizi di NTB. Program Asta Cita yang digagas oleh pemerintahan saat ini menekankan pentingnya ketahanan pangan serta akses masyarakat terhadap pangan bergizi.
Salah satu topik utama yang dibahas dalam rakor ini adalah kesiapan NTB dalam mendukung program swasembada beras. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB Muhammad Taufiq Hidayat, dalam paparannya, menyampaikan strategi pengelolaan lahan pertanian di NTB.
Ia menyebutkan bahwa NTB memiliki potensi lahan yang sangat besar untuk mendukung program swasembada pangan, dengan fokus pada perlindungan lahan pertanian, peningkatan Indeks Pertanaman (IP) melalui teknologi pertanian, serta program pompanisasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Diketahui, produksi beras di NTB mencapai 827.810 ton per tahun, sementara kebutuhan beras di provinsi ini hanya sebesar 557.261,7 ton. Dengan kata lain, NTB memiliki surplus beras sebesar 270.548,3 ton, yang menjadi bukti bahwa provinsi ini mampu memenuhi kebutuhan pangan lokal dan bahkan berpotensi untuk mengekspor. (*)