spot_img
Rabu, Desember 4, 2024
spot_img
BerandaNTBStunting di NTB Tersisa Sebanyak 12,53 Persen

Stunting di NTB Tersisa Sebanyak 12,53 Persen

Mataram (Suara NTB) – Penanganan penderita stunting menjadi salah satu agenda prioritas pemerintah daerah. Di Provinsi NTB, berdasarkan data e-PPGBM, stunting di Provinsi NTB saat ini berada di angka 12,53 persen. Angka ini berdasarkan pengukuran bulan September yang dimutakhirkan tanggal 21 November 2024.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Dr.dr H. Lalu Hamzi Fikri menjelaskan, e-PPGBM adalah Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat. Ini merupakan kegiatan pengamatan terus menerus terhadap total populasi balita yang ditujukan untuk intervensi, evaluasi status gizi, dilakukan di Posyandu setiap bulan.

“Berdasarkan pengukuran September, update November 2024, angka stunting NTB sebanyak 12,53 persen,” kata H. Lalu Hamzi Fikri kepada Suara NTB, Jumat, 22 November 2024 .

Persentase entry data sehingga menghasilkan angka 12,53 persen yaitu sebesar 91,46 persen yang merupakan akumulasi dari seluruh kabupaten/kota di NTB. Adapun secara angka, jumlah penderita stunting di NTB tersisa sebanyak 49.872 orang.

Jika dijabarkan berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat bahwa angka stunting terendah ada di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sebanyak 7,35 persen, kemudian Kota Mataram 7,83 persen, Kabupaten Sumbawa 9,04 persen, Kota Bima 9,73 persen, Kabupaten Lombok Barat 9,96 persen.

Selanjutnya Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 10,10 persen, Kabupaten Bima 11,46 persen, Kabupaten Dompu 12,67 persen, Kabupaten Lombok Utara 13,62 persen dan Lombok Timur 19,87 persen.

Yang perlu dicatat yaitu persentase entry data setiap kabupaten/kota berbeda-beda. Namun rata-rata sudah di atas 90 persen. Kecuali Kabupaten Bima dan Kabupaten Lombok Timur yang angka entry data pengukuran yang masih di bawah 90 persen.

Sebelumnya di acara “Gempur Stunting” yang berlangsung di Pringgasela, Lombok Timur, pada Jum’at, 15 November 2024, dr. Fikri mengatakan, Gempur Stunting ini menjadi branding yang dilakukan dengan mengedepankan upaya bergerak bersama, intervensi bersama untuk mencegah dan menanggulangi stunting.

Gempur Stunting alias Gerakan Bersama, Masif, Pentahelix, Terukur untuk Pencegahan dan Pengendalian Stunting merupakan inisiatif kolektif dari seluruh OPD dan mitra OPD di Provinsi NTB dalam rangka Intervensi Spesifik dan Sensitif Pencegahan dan Pengendalian Stunting.

Ini merupakan pemberian protein hewani dalam bentuk telur selama 90 hari berturut-turut pada balita stunting, wasting, serta weight faltering berusia 6-24 bulan, serta ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) dan anemia yang dilaksanakan di lokus terpilih di Provinsi NTB. Setelah pemberian telur, akan tetap dilakukan pendampingan oleh petugas atau Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas untuk memastikan telur dikonsumsi oleh sasaran.(ris)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO