Mataram (Suara NTB) – Hujan lebat yang disertai angin kencang yang terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satunya, di Kabupaten Lombok Timur, yang mengakibatkan beberapa lokasi terjadi genangan air, akibat saluran tersumbat sampah dan pohon tumbang.
“Akibat cuaca ekstrem ini ada tujuh lokasi titik pohon tumbang akibat hujan yang disertai angin kencang,” kata Kepala BPBD Lombok Timur L Mulyadi di Lombok Timur, Senin, 9 Desember 2024.
Ia mengatakan, terkait adanya pohon tumbang dan beberapa titik terjadi genangan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk melakukan penanganan pohon tumbang dan saluran tersumbat tersebut. “Begitu ada laporan bencana, kami langsung melakukan penanganan bersama OPD terkait,” katanya.
Ia menyebut beberapa titik lokasi pohon yang tumbang tersebut terjadi di Desa Surabaya, Sakra Timur, Kertasari, Gunung Malang, Labuhan Haji, Selong dan Kelurahan Pancor. Namun, dalam peristiwa bencana alam tersebut tidak ada korban jiwa. “Dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa,” katanya.
Ia mengatakan terhadap terjadinya perubahan iklim saat ini seperti hujan lebat disertai angin kencang, pihaknya mengimbau masyarakat untuk lebih berhati- hati saat berpergian maupun berwisata, sebisa mungkin hindari lokasi pegunungan dan lautan. “Kalau berwisata hindari pegunungan dan laut,” katanya.
Ia mengatakan Lombok Timur saat ini masih berstatus siaga bencana hidrometeorologi, namun melihat intensitas hujan yang disertai angin kencang ini, kemungkinan status dinaikkan menjadi siaga bencana. “Kalau terjadi bencana, akan ditetapkan menjadi status siaga bencana,” katanya.
Prediksi BMKG
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir diprediksi terjadi sampai Selasa, 10 Desember 2024.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram di Mataram, Senin, mengatakan, hal tersebut sesuai dengan informasi yang diterima dari BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Zainuddin Abdul Madjid (ZAM).
“BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di Wilayah Kota Mataram terjadi sejak 4-10 Desember 2024,” katanya.
Selain Kota Mataram, beberapa wilayah lain yang terdampak juga seperti di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, Kabupaten Bima, dan Kota Bima dari pagi hingga dini hari.
“Terkait dengan itu, kami mengingatkan masyarakat agar tetap waspada ketika hendak beraktivitas di luar rumah,” katanya.
Begitu juga dengan masyarakat di pesisir pantai agar tetap waspada, terutama nelayan diharapkan sementara tidak melaut.
Sesuai dengan prediksi BMKG menyebutkan, gelombang tinggi dengan ketinggian 1,25-2,5 meter berpotensi terjadi di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, dan Samudera Hindia Selatan NTB.
“Kategori tinggi gelombang di Samudera Hindia Selatan NTB, bisa mencapai 2,5-4 meter,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Irwan, dalam edaran BMKG tersebut juga disampaikan agar semua pihak terkait memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Kemudian melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
Selain itu, para pemangku kepentingan diminta menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pemerintah daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan, pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
“Semoga dengan komitmen dan melalui kerja sama melakukan langkah antisipasi, bisa mengurangi dampak risiko bencana,” katanya. (ant)