Selong (Suara NTB) – Kabupaten Lombok Timur (Lotim) tengah menghadapi tantangan besar dalam memulihkan kerusakan akibat rangkaian bencana hidrometeorologi yang terjadi sejak penetapan status tanggap darurat bencana pada 11 Desember 2024. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim, dibutuhkan anggaran lebih dari Rp 2 miliar untuk memperbaiki infrastruktur yang terdampak.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Lotim, Lalu Mulyadi, menjelaskan puluhan bencana telah melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir. “Tidak kurang dari 40 kejadian bencana seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, hingga puting beliung telah terjadi, menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum, termasuk jembatan dan jalan,” ujarnya saat ditemui di Selong, Senin 23 Desember 2024.
Selain itu, penanganan pascabanjir di Wakan, Kecamatan Jerowaru, menjadi salah satu prioritas utama BPBD. “Kami sedang fokus menangani dampak banjir di Jerowaru dan mengajukan langkah-langkah lanjutan untuk pemulihan,” tambah Mulyadi.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan yang tinggi masih berpotensi terjadi, sehingga upaya mitigasi dan penanggulangan bencana memerlukan kerja ekstra. Tidak hanya di Lotim, daerah lain juga telah menetapkan status tanggap darurat untuk menghadapi dampak buruk cuaca ekstrem ini.
BPBD Lotim berharap dukungan penuh dari pemerintah pusat dan provinsi untuk mempercepat proses pemulihan. “Kerusakan ini membutuhkan perhatian serius dari semua pihak agar masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasa,” pungkas Mulyadi.
Dengan bencana yang terus mengancam, Lombok Timur dihadapkan pada kebutuhan mendesak untuk memperbaiki infrastruktur sekaligus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana di masa mendatang. (rus)