spot_img
Rabu, Januari 22, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK BARATTanaman Padi Petani Rawan Banjir, Dinas Pertanian Lombok Barat Minta BWS Bangun...

Tanaman Padi Petani Rawan Banjir, Dinas Pertanian Lombok Barat Minta BWS Bangun Beronjong Sungai di Sekotong

Giri Menang (Suara NTB) – Tim Dinas Pertanian atau Distan Lombok Barat turun mengecek lahan tanaman padi yang terdampak bencana banjir di wilayah Telaga Lebur, Desa Sekotong Tengah, Kamis, 2 Januari 2024. Sebanyak 7 hektare tanaman padi yang baru ditanam petani di daerah itu dipastikan bisa ditangani. Sebagian tanaman yang terbawa arus bisa disisip atau diganti oleh petani.

Untuk mencegah dampak banjir terhadap lahan pertanian yang berada dekat dengan sungai, Balai Wilayah Sungai (BWS) diminta untuk membangun beronjong. Tim Distan yang dipimpin oleh Kadis Pertanian Darmayanti Widyaningrum didampingi Kepala Bidang (Kabid) PSP I Nyoman Sugiartha, Kabid Perkebunan bersama Kepala Desa Sekotong Tengah M. Burham, Kepal Dusun Telaga Lebur Kebon Mahnun, dan petani turun ke sejumlah titik lahan pertanian warga yang terdampak. Salah satunya yang lumayan luas di Poktan Beriuk Kemos Dusun Telaga Lebur Kebon.

Di situ, tim mengecek kondisi tanaman padi yang baru ditanam seminggu lalu oleh petani. Tim juga mengecek penyebab air sungai meluap. Selanjutnya tim turun ke lahan pertanian di dusun lainnya.

“Alhamdulillah setelah kami cek, tanaman padinya masih aman karena umurnya masih sekitar seminggu atau dua Minggu. Jadinya meskipun kemarin terendam, sekarang sudah bisa pulih lagi,” ujarnya.

Kemudian di dusun lain, tamanan padi petani memang masih terendam namun masih bisa tumbuh karena usianya baru seminggu. Tinggal beberapa tamanan yang rebah bisa disulam atau disisip. Bagi petani di dusun itu, sudah diberikan bantuan pompa oleh pihaknya, sehingga pompa ini bisa dimanfaatkan untuk menguras air pada lahan yang tergenang air banjir.

Pihaknya juga mengecek kondisi tanggul sungai yang berada dekat dengan lahan pertanian. “Kami perlu koordinasi dengan BWS terkait beronjong, karena air sungai naik akibat beronjong kurang memadai,” ujarnya.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan PU dan BWS agar dibangun beronjong lebih memadai untuk mengantisipasi dampak bencana agar tidak menggerus lahan pertanian warga. Karena daerah itu termasuk daerah rawan banjir yang bisa menyebabkan lahan pertanian warga gagal panen atau rusak.

Ia mengajak para petani untuk mengikuti asuransi usaha pertanian, warga cukup membayar Rp36 ribu sekali panen. Ketika mengalami gagal panen, maka warga akan diganti sekitar Rp6 juta lebih per hektare.

“Sehingga petani aman. Karena itu, kami imbau kepada petani yang rentan terdampak bencana agar mengikuti asuransi usaha pertanian,” imbuhnya.

Petani yang ikut asuransi ini masih minim. Ke depan, ia akan mendorong petugas penyuluh untuk menyosialisasikan kepada petani, dan meminta bantuan kepala dusun memberikan pemahaman ke warganya agar ikut asuransi. (her)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO