Mataram (Suara NTB) – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Lalu Hamzi Fikri menyampaikan program cek kesehatan gratis bagi masyarakat yang ulang tahun akan dimulai bulan Februari 2025. Dikatakan, syarat wajib untuk mendapatkan cek kesehatan gratis harus memiliki aplikasi Satu Sehat dan peserta aktif BPJS.
“Kita mulai melakukan pemetaan, diprediksi sekitar awal Februari. Satu syaratnya yang jelas tolong aplikasi Satu Sehat punya dan juga kepesertaan aktif BPJS,” ujarnya kepada Suara NTB.
Saat ini, Dinas Kesehatan NTB termasuk Kementerian Kesehatan mulai menggencarkan integrasi layanan primer termasuk pemeriksaan kesehatan. Untuk memulai program ini, Dinas Kesehatan NTB sudah mulai menyiapkan kesiapan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Sasaran program ini mulai dari bayi yang baru lahir, balita, dewasa, dan lansia. Sementara, remaja tidak masuk kategori usia yang dapat cek kesehatan gratis. “Remaja engga masuk, kemarin kita diminta menyiapkan di sisi faskes. Dan untuk saat ini tentunya berbeda-beda kemampuan dari Faskes pertama,” katanya.
Untuk bayi yang baru lahir bisa mendapatkan enam jenis pemeriksaan yaitu Hipotiroid Kongenital, Defisiensi G6PD, Hiperplasia Adrenal Kongenital, Penyakit Jantung Bawaan Kritis, Penyakit Kelainan Saluran Empedu, dan Pertumbuhan (Berat Badan, Tinggi Badan).
Balita dan anak pra sekolah dapat mengecek tujuh jenis penyakit secara gratis di antaranya yaitu, pertumbuhan, perkembangan, Tuberkulosis, telinga, mata, gigi, Talasemia dan Diabetes Militus (pemeriksaan darah hanya untuk usia dua tahun).
Usia dewasa dan lansia bisa mengecek 21 jenis kesehatan secara gratis yaitu untuk usia di atas 18 tahun gratis meriksa telinga, mata, gigi, jiwa, gizi, tekanan darah, Diabetes Militus, merokok, Tuberkulosis, kebugaran, hati (hep A, hep C, dan kanker hati), Thalasemia (18-39 tahun). Usia di atas 30 tahun gratis memeriksa kanker leher rahim dan kanker payudara. Usia 40 tahun ke atas gratis periksa strok, jantung, ginjal, kanker paru, kanker usus besar, PPOK.
Menurut Hamzi, pemeriksaan kesehatan gratis sudah mencakup seluruh bagian tubuh manusia, mulai dari kepala hingga kaki.
Karena tidak semua fasilitas kesehatan memiliki fasilitas lengkap, sehingga pemeriksaan disesuaikan dengan fasilitas yang ada di tiap puskesmas. Seiring berjalannya program ini, Hamzi mengatakan fasilitas kesehatan tingkat pertama akan mulai dilengkapi fasilitasnya.
“Kalau kita petakan tidak semua puskesmas memiliki kemampuan seperti ini. Jadi kesepakatan dengan Kemenkes sesuai dengan kemampuan puskesmas dulu,” ucapnya.
Saat ini, NTB memiliki sekitar 176 puskesmas yang tersebar di Provinsi ini. Semua puskesmas diminta untuk tata laksana dengan standar ideal. Apabila ada kekurangan, puskesmas diminta untuk mengirim proposal ke Kementerian Kesehatan untuk melengkapi fasilitas yang ada di faskes tersebut.
Pemeriksaan kesehatan tidak hanya dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKPT) atau puskesmas, tetapi juga melibatkan laboratorium kesehatan sebagai faskes rujukan. “Jadi sistemnya berjenjang, tapi ini kaitannya dengan integrasi layanan primer. Bahkan kalau ada puskesmas dan pustu membuat ini malah didorong biar screeningnya lebih ujung ke ujung,” terangnya. (era)