Taliwang (Suara NTB) – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat resmi mengakhiri Status Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue (KLB DBD) pada 16 Desember 2024 lalu. Kendati begitu sejumlah kasus masih terus bermunculan.
Memasuki pekan pertama bulan Januari 2025 ini, kasus tertinggi dilaporkan terjadi di kecamatan Taliwang. Sementara menutup tahun 2024 di kecamatan Jereweh.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) KSB melalui Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL), Indra Alamayah tak menampik kondisi tersebut. Menurutnya pasca berakhirnya status KLB, kasus warga terjangkit penyakit disebabkan nyamuk Aedes Aegepthy itu masih ditemukan.
“Iya Taliwang sempat tinggi. Tapi secara umum bicara kasus, temuannya fluktuatif. Selesai di sini, naik di sana kasusnya,” katanya, Selasa, 7 Januari 2025
Meski masih ada kasus, Indra menyatakan, sejauh ini masih dapat tertangani dengan baik dengan berbagai upaya pengendalian yang komperhensif. Ia menjelaskan, penyakit yang disebabkan vektor nyamuk sangat susah ditekan hingga angka nol. Namun terpenting bagaimana setiap fasilitas kesehatan (faskes) dan tenaga medis selalu siap siaga merespon dan merawat jika ada kasus di lapangan.
“Dan sejauh ini kami melihat setiap kasus oleh teman-teman Puskesmas bisa ditangani dengan baik,” klaim Indra.
Ia selanjutnya menyampaikan, kasus yang ditemukan sementara ini, berdasarkan diagnosa masih pada status demam dengue (DD) dan belum pada level DHF (Dengue Haemoragic Fever)-DBD. “Tapi baguslah, sebagai langkah antisipasi dan respon cepat kita, semua kasus mendapatkan penanganan cepat sehingga tidak sampai naik menjadi DBD,” katanya seraya menyampaikan semua perkembangan kasus di lapangan terus pihaknya pantau dengan seksama.
“Setiap hari kami minta Puskesmas melaporkan. Sehingga kalau ada perkembangan kami bisa segera membuat pembaruan pola penanganan,” sambung Indra.
Selanjutnya Indra kembali menegaskan, seluruh kasus yang muncul pasca penghentian status KLB masih dapat tertangani dengan baik. Upaya pencegahan mulai dari penyelidikan epidemologi, PSN, fogging dan lapasida sebagai bentuk pencegahan selalu siap dilaksanakan.
“Dan sebelum kita cabut status KLB semua teman-teman Puskesmas kita ajak duduk bersama. Dan mereka semua setuju,” imbuhnya. (bug)