Mataram (Suara NTB) — Rosalina Edy Swandayani, S.Si., M.Si., seorang dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) sekaligus Kepala Biro Akademik Universitas Islam Al-Azhar (Unizar), membuktikan dedikasi dan inovasinya dalam pengabdian kepada masyarakat. Berbekal latar belakang pendidikan Strata Satu (S1) dari Fakultas MIPA Universitas Mataram (2008-2012) dan Strata Dua (S2) dari Universitas Brawijaya (2012-2014), dosen kelahiran Malang, 1 Juli, ini berhasil meraih hibah pengabdian masyarakat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) selama tiga tahun berturut-turut.
Sejak tahun 2022, Rosalina aktif mengusulkan dan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan melalui pemanfaatan sumber daya lokal. “Hibah pertama saya pada tahun 2022 berjudul ‘Pendampingan Masyarakat dalam Memanfaatkan Lahan Pekarangan sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan di Era Pandemi Covid-19 di Pulau Lombok’. Pada 2023, fokusnya beralih ke ‘Pemberdayaan Masyarakat melalui Inovasi Produk Minuman Herbal Maiq Tulen untuk Meningkatkan Kesejahteraan di Era New Normal’. Kemudian pada 2024, saya melanjutkan dengan program ‘Pendampingan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Jaya Abadi melalui Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Ikan’,” ujarnya.
Rosalina menjelaskan bahwa setiap program memiliki pendekatan yang berbeda, namun dengan visi yang sama, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi dan pemanfaatan sumber daya lokal. “Di tahun pertama, kami membantu masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan untuk bercocok tanam dan memasarkan hasilnya. Tahun kedua, kami mengembangkan produk minuman herbal Maiq Tulen dari bentuk simplisia (bahan alam yang sudah dikeringkan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan, red) menjadi minuman serbuk yang lebih praktis dan tahan lama. Sementara di tahun ketiga, kami fokus pada inovasi produk berbasis ikan nila, seperti abon, untuk meningkatkan nilai jual hasil budidaya masyarakat,” jelasnya.
Program-program ini membawa dampak signifikan, tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga memberikan keterampilan baru yang dapat diterapkan secara berkelanjutan. “Salah satu cerita suksesnya adalah ketika pendapatan masyarakat melonjak selama pandemi, meskipun banyak yang kehilangan pekerjaan. Dengan pendampingan kami, mereka bisa lebih mandiri secara ekonomi,” tambahnya.
Rosalina menekankan pentingnya melihat peluang dan kebutuhan masyarakat saat ini, yang menjadi kunci keberhasilannya dalam meraih hibah secara konsisten. “Pada saat pandemi, fokusnya adalah bagaimana masyarakat bisa bertahan secara ekonomi. Kami memilih tema-tema yang relevan dan berpotensi besar untuk didanai,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya membaca panduan hibah secara cermat dan rajin mengamati tren program yang diminati. Rosalina mengungkapkan bahwa keberhasilan dosen dalam mendapatkan hibah tidak hanya berdampak pada masyarakat, tetapi juga memberikan kontribusi besar bagi universitas. “Hibah ini menambah poin penting untuk akreditasi. Fakultas MIPA, dengan latar belakang keilmuan sains, sangat mendukung kegiatan ini, baik melalui dukungan internal fakultas maupun dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unizar,” paparnya.
Melihat keberhasilan program-programnya, Rosalina sudah merancang langkah-langkah keberlanjutan. “Kami ingin program-program ini terus berkembang. Misalnya, dari abon ikan nila, ke depan bisa dikembangkan menjadi produk seperti nugget atau bakso ikan yang dapat dipasarkan lebih luas,” ujarnya.
Ia juga mengajak rekan-rekan dosen untuk lebih aktif dalam melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat. “Jangan takut mencoba. Kuncinya adalah membaca peluang dan panduan hibah secara cermat. Pengalaman pertama mungkin sulit, tetapi dengan ketekunan dan kolaborasi, peluang untuk berhasil semakin besar,” pesan Rosalina. (ron)