Sumbawa Besar (Suara NTB) – Dinas Pertanian (Distan) Sumbawa, memastikan belum ada lahan pertanian yang rusak akibat banjir yang terjadi di beberapa wilayah, karena memang belum ada penanaman baru sebatas pengolahan tanah.
“Sampai dengan saat ini kami belum menerima laporan terkait dampak kerusakan akibat banjir yang terjadi kemarin, kami juga sudah menginstruksikan kepada seluruh penyuluh untuk melakukan pemantauan,” kata Kadistan kepada Suara NTB melalui Kabid Perlindungan Tanaman dan Pengembangan Usaha, Toni Hamdani, kepada Suara NTB, Rabu, 15 Januari 2025.
Diakuinya, memang sempat ada informasi sekitar 900 hektar lahan pertanian di Kecamatan Moyo Hilir berpotensi mengalami gagal tanam di musim hujan tahun 2024 akibat saluran irigasi yang rusak. Tetapi setelah dilakukan penanganan lebih lanjut 900 hektare itu bisa diselamatkan.
“Memang ada 900 hektare yang berpotensi gagal tanam akibat irigasi rusak, kami sudah memperbaiki saluran tersebut agar bisa digunakan petani dan alhamdulillah tidak terjadi gagal tanam,” ujarnya.
Diakuinya, memang perbaikan terhadap saluran irigasi ini harus menjadi prioritas untuk diselesaikan. Jika tidak, maka akan berdampak pada gagal tanam apalagi saat ini sudah memasuki musim penghujan.
“Rata-rata saluran irigasi kita banyak yang sudah mengalami sedimentasi sehingga butuh penanganan lebih lanjut agar petani bisa melakukan penanaman,” ujarnya.
Ia mengimbau kepada para petani untuk tetap mempedomani jadwal tanam yang telah ditetapkan. Hal tersebut dilakukan untuk menekan terjadinya gagal panen akibat pola tanam yang salah sehingga para petani yang paling dirugikan nantinya.
“Jadwal tanam yang telah ditentukan harus dipedomani dengan baik, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan nantinya bisa diminimalisir termasuk gagal panen,” tukasnya. (ils)