spot_img
Senin, Februari 17, 2025
spot_img
BerandaHEADLINEPMK Kembali Jangkiti Ternak di NTB

PMK Kembali Jangkiti Ternak di NTB

PENYAKIT Mulut dan Kuku (PMK) kembali merebak di NTB. Dari tanggal 1 hingga 13 Januari 2025, temuan PMK sebanyak 67 kasus yang tersebar di beberapa kabupaten/kota.

Penyakit Mulut dan Kuku adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh virus yang menyerang hewan berkuku belah, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, dan rusa.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB Muhamad Riadi mengatakan, kasus PMK ditemukan di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa Barat dan Dompu.

“Mudah-mudahan tak ada kasus kematian ya. Kejadian yang di Desember kemarin itu semuanya sembuh,” kata Muhamad Riadi kepada Suara NTB, Rabu, 15 Januari 2025.

Untuk mencegah meluasnya kasus PMK, Disnakeswan NTB berupaya mengisolir ternak yang ada di masyarakat. Jika pun ada kasus PMK di dalam kandang, maka ternak tersebut tak boleh dikeluarkan untuk mencegah penularan. “Nanti akan dilakukan disinfeksi di kandang untuk melakukan pengobatan terhadap ternak,” ujarnya.

Karena itulah Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian sudah turun ke NTB beberapa waktu lalu untuk melihat secara langsung daerah-daerah yang kembali terinveksi PMK.

“Kalau pengiriman ternak, kalau kirim ke daerah yang sama-sama tertular bisa. Tapi tetap dalam perlakuan khusus yaitu sebelum dikirm diberikan vaksin PMK dulu. Sebelum dikirim dilakukan monitor dan dikarantina sekian hari,” imbuhnya.

Di tahun 2025 ini, kegiatan vaksinasi ternak masih terus berlanjut. Provinsi NTB akan diberikan sekitar 280 ribu dosis vaksin oleh pemerintah pusat untuk mencegah meluasnya PMK di masyarakat.

Untuk diketahui, gejala PMK pada hewan, di antaranya luka lepuh atau erosi di mulut, kuku, hidung, dan tercak, demam tinggi, air liur berlebih, penurunan produksi susu, pincang, hilang nafsu makan dan lainnya.

PMK bisa menular melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan penderita. Penyebaran melalui udara atau angin, perkawinan dengan hewan yang terkontaminasi, serta penyebaran melalui produk hewan.

PMK tidak menular ke manusia, sehingga bukan penyakit zoonosis. Namun, PMK bisa menjadi perhatian banyak negara di dunia karena bisa menyebar dengan cepat.(ris)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO