spot_img
Rabu, Februari 12, 2025
spot_img
BerandaHEADLINENTB Waspada Kasus DBD

NTB Waspada Kasus DBD

AWAL tahun 2025, NTB dihantui oleh penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hingga 30 Januari 2025, ditemukan sebanyak 458 kasus DBD di NTB. Dari ratusan kasus tersebut, terdapat dua kasus meninggal dunia di Dompu.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr.H.Lalu Hamzi Fikri menyatakan pihaknya saat ini harus extra waspada karena sudah ada dua KLB DBD di awal tahun ini.

Menurutnya, tingginya curah hujan saat ini menyebabkan NTB masuk level waspada DBD. Pasalnya, KLB bisa saja meningkat jika kondisi ini tidak ditangani dengan cepat.

Kasus DBD tertinggi terjadi di Kabupaten Lombok Barat dengan 125 kasus, Disusul Kabupaten Lombok Tengah dan Sumbawa yang masing-masing 73 kasus. Bima 50 kasus, Dompu 35 kasus dengan dua kematian atau KLB. Ditemukan 33 kasus DBD di Kabupaten Lombok Utara, 29 kasus di Kota Mataram, 26 kasus di KSB, 8 kasus di Kota Bima, dan 6 kasus di Kabupaten Lombok Timur.

“Jadi seperti yang saya sampaikan bahwa ini karena musim penghujan, kita baru di awal tahun sudah ada KLB seperti ini. Kita harus meningkatkan kewaspadaan, salah satunya yang menjadi penting adalah PSN,” ujarnya kepada Suara NTB, Kamis, 30 Januari 2025.

Menurutnya, langkah utama untuk mencegah penyebaran DBD adalah dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di tempat-tempat yang berpotensi menjadi lokasi perkembangbiakan nyamuk. Seperti genangan air, kamar mandi, lingkungan padat, dan sebagainya.

Memastikan lingkungan tetap bersih juga menjadi kunci untuk menekan penyebaran DBD. Sehingga, masyarakat diimbau untuk tetap melakukan 3M.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk segera mengakses layanan kesehatan jika mengalami gejala DBD agar dapat segera ditangani. “Kasus kematian terjadi karena keterlambatan dalam penemuan, diagnosis, dan penanganan,” kata Hamzi.

Adapun dengan adanya banjir yang menerjang beberapa kawasan di NTB, Hamzi mengaku pihak dari Dinas Kesehatan NTB telah turun untuk melakukan survey langsung supaya penyakit DBD tidak meningkat signifikan dan menekan angka Kejadian Luar Biasa.

“Bicara banjir tentunya terkait dengan antisipasi di bagian hygienenya, biasnaya kalau kasus banjir tim kita tetap turun baik itu di level puskesmas yang menanangani langsung kemudian tim surveylant kita terutama untuk memastikan lebih kepada promosinya, kemudian hygiene sanitasinya,” jelasnya.

Di samping itu, pihaknya juga tetap memantau supaya penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus bisa ditekan dengan meningkatkan SDM, memperkuat tim survey, promosi kesehatan, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). (era)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO