spot_img
Senin, Februari 17, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMAbrasi Pantai Mencapai 150 Meter, Tanggul Darurat Dibangun di Lingkungan Bugis

Abrasi Pantai Mencapai 150 Meter, Tanggul Darurat Dibangun di Lingkungan Bugis

Mataram (Suara NTB) – Pemerintah Kota Mataram bekerja sama dengan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I mulai membangun tanggul darurat di Lingkungan Bugis, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan. Gelombang pasang mengakibatkan abrasi pantai sepanjang 150 meter.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Irwan Rahadi menerangkan, gelombang pasang yang terjadi sejak pekan kemarin mengakibatkan abrasi pantai mencapai 150 meter. Pihaknya bersama Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I mengambil langkah cepat dengan membangun tanggul darurat di Lingkungan Bugis, Kelurahan Bintaro menggunakan biotek, batu bolder serta beronjong. “Pembangunan tanggul darurat sudah kita dimulai dari hari Jumat,” terangnya ditemui pada, Senin, 3 Februari 2025.

Dampak abrasi ini juga terjadi di Lingkungan Mapak, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela. Akan tetapi, pihaknya memfokuskan penanganan di Lingkungan Bugis karena kondisinya mengancam. Irwan memastikan tidak ada warga yang dievakuasi akibat kejadian tersebut. “Siklus cuaca ini kita prediksi sampai pekan depan,” terangnya.

Masyarakat diingatkan agar tetap waspada dengan memperhatikan siklus musim serta tidak memaksakan diri melaut, agar tidak menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Mataram, Miftahurrahman menambahkan, salah satu pendekatan penanganan garis pantai adalah menggunakan siwol atau penahan gelombang. Akan tetapi, pembangunan pemecah gelombang ini membutuhkan anggaran yang sangat besar. Dari hasil perhitungan bersama Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I diprediksi anggaran yang dibutuhkan membangun pemecah gelombang sepanjang sembilan kilometer Pantai Ampenan mencapai Rp165 miliar. “Lebih cepat penanggulangan gelombang pasang menggunakan rip-rap untuk memecah gelombang di garis pantai,” ujarnya.

Tanggul darurat yang dibangun di Lingkungan Bugis, Kelurahan Bintaro mencapai 50 – 60 meter. BWS hanya mengalokasikan dana untuk pengadaan 80 dum truk batu dengan estimasi waktu pengerjaan tanggul darurat selama tiga hari.

Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram menegaskan, Pemkot Mataram berusaha menangani abrasi di sepanjang sembilan kilometer Pantai Ampenan dengan mencari sumber pembiayaan dari pemerintah pusat. “Pemkot tetap berusaha menyelesaikan permasalahan gelombang pasang di sepanjang sembilan kilometer Pantai Ampenan,” tandasnya.

Cari Sumber Pembiayaan di Pusat

Pembangunan pemecah gelombang di Pantai Ampenan diprediksi membutuhkan anggaran yang cukup besar. Penanganannya tidak bisa mengandalkan pembiayaan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Mataram, sehingga sumber pembiayaan akan dicari di pemerintah pusat.

Perencanaannya kata Walikota Mataram, Dr.H.Mohan Roliskana, sebenarnya telah rampung. Ia bersyukur Anggota Komisi V DPR RI telah mengecek kondisi tersebut, sehingga akan dibantu untuk mencari sumber pembiayaan untuk pembangunan pemecah gelombang secara permanen. “Saya bersama OPD teknis akan datang ke Jakarta untuk menyampaikan permasalahan ini,” tambahnya.

Penanganan jangka pendek yang bisa dilakukan lanjutnya, membangun tanggul sementara menggunakan biotek dan batu bolder diharapkan memiliki daya tahan yang kuat untuk menghalau gelombang pasang. (cem)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO