spot_img
Senin, Maret 24, 2025
spot_img
BerandaHEADLINEOperasi SAR untuk Banjir Bandang Bima Ditutup, Empat Orang Masih Hilang

Operasi SAR untuk Banjir Bandang Bima Ditutup, Empat Orang Masih Hilang

Mataram (Suara NTB) – Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban banjir bandang di wilayah Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, telah ditutup pada Selasa, 11 Februari 2025. Meski demikian, empat orang korban masih belum ditemukan hingga kini.

Menurut Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Mataram, Saidar Rahmanjaya, operasi SAR telah dilakukan selama 10 hari, namun hasilnya masih nihil. Banjir bandang Bima yang terjadi tanggal 2 Februari 2025 dikenal sebagai salah satu yang terparah.

“Kami telah memperpanjang pencarian hingga tiga hari, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan korban,” kata Saidar dalam keterangannya, Selasa, 11 Februari 2025.

Tim SAR gabungan telah melakukan pencarian di titik-titik yang dicurigai, penyisiran sungai, pantai, hingga laut. Namun, luasnya area pencarian dan kondisi cuaca yang kurang bersahabat menyulitkan proses pencarian.

Adapun empat orang yang belum ditemukan adalah warga Dusun Karuwu, Desa Nangawera, yaitu Haikal usia 5 tahun, One 10 bulan, Aryani 32 tahun, dan Ibrahim Sandu usia 80 tahun.

Sementara itu, empat orang telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, yaitu Hermawati usia 40 tahun asal Desa Wora, Aisah usia 5 tahun dan Juliani usia 32 tahun dari Desa Nangawera, serta Burhan usia 50 tahun warga Desa Nunggi.

Unsur yang terlibat dalam operasi SAR antara lain Pos SAR Bima, TNI, Polri, BPBD Bima, Polair Kota Bima, PMI, Tagana, TSBK Kota Bima, Potensi 204 Bima, Mapala, Komunitas Pendaki Gunung, relawan, Aparatur Desa, masyarakat setempat, dan pihak terkait lainnya.

Untuk diketahui, salah satu korban banjir bandang Bima atas nama Juliani hanyut hingga ke perairan NTT yaitu di pesisir Pantai Long Pink Beach Pulau Padar Kabupaten Manggarai pada tanggal 6 Februari lalu. Korban ditemukan sejauh 44 Nm (nautical mile) arah barat laut dari lokasi kejadian.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, total nilai kerugian akibat bencana ini diperkirakan mencapai Rp81 miliar. Banjir tak hanya menelan korban jiwa, namun juga merusak rumah, infrastruktur publik seperti jalan dan jembatan hingga areal persawahan warga.

“Sebanyak 577 jiwa terdampak, dengan 270 rumah terendam banjir,” kata Kalak BPBD NTB Ahmadi beberapa waktu lalu (ris)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO