Sumbawa Besar (Suara NTB) – Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (PRKP) Sumbawa, mengaku belum mendapatkan kepastian terkait program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah pusat meski demikian pemerintah sangat menyambut baik program tersebut.
“Kami belum menerima informasi lebih lanjut terkait program itu, kordinasi ke BPPW juga sudah kita lakukan tetapi dari BPPW juga belum mendapatkan kepastian terkait program itu,” kata Kadis PRKP melalui Kabid Kawasan permukiman, Rizqi Helfiansyah kepada Suara NTB, Kamis, 20 Maret 2025.
Rizqi melanjutkan, pemerintah juga masih menunggu petunjuk lanjutan terkait penerima program tersebut. Apakah akan ada pembangunan rumah baru atau hanya sebatas penanganan rumah tidak layak huni juga belum mendapatkan kepastian.
“Pada prinsipnya kami masih menunggu informasi dari pusat untuk pelaksanaan terhadap program tersebut supaya tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari,” ujarnya.
Diakuinya, penanganan terhadap RTLH hampir setiap tahun diusulkan baik melalui APBD, APBD Provinsi maupun APBN. Hanya saja jumlah yang ditangani belum maksimal dari yang diusulkan, bahkan di tahun 2024 pihaknya hanya mendapatkan 130 RTLH.
“Kalau dari APBN memang tidak ada pembangunan baru untuk tahun ini dan kami berharap dengan adanya Kementerian PKP bisa mendukung penanganan RTLH di Sumbawa,” ucapnya.
Rizqi pun memastikan, saat ini pihaknya masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari Kementerian PKP terkait program 3 juta rumah tersebut. Selain itu, pihaknya juga tentu akan memperbaharui data RTLH yang berada di wilayah setempat untuk dilakukan pengusulan lebih lanjut.
“Kita tunggu regulasinya lebih lanjut terkait program tersebut termasuk berapa jumlah rumah yang akan ditangani di tiap daerah termasuk desa,” jelasnya.
Ia menyebutkan, penerima bantuan untuk RTLH ini rata-rata masyarakat dalam kategori berpenghasilan rendah (MBR). Namun tetap perlu dilakukan pengecekan lanjutan untuk memastikan besaran bantuan yang akan diterima nantinya.
“Rata-rata masyarakat yang kita bantu untuk RTLH yakni berpenghasilan rendah, dengan tetap melihat kondisi di lapangan,” tukasnya. (ils)