spot_img
Sabtu, April 19, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMAbrasi Rusak Tempat Penangkaran Penyu

Abrasi Rusak Tempat Penangkaran Penyu

Mataram (Suara NTB) – Kerusakan penangkaran konservasi penyu di Pantai Mapak Indah, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela dipicu akibat abrasi. Pemerintah Kota Mataram masih menunggu kebijakan pusat untuk pembangunan tanggul permanen.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Cahya Samudra  mengakui, abrasi yang terjadi di sepanjang Pantai Ampenan akibat faktor cuaca ekstrem yang terjadi beberapa bulan lalu. Hal ini mengakibatkan sejumlah fasilitas rusak. Salah satunya adalah penangkaran konservasi penyu yang berada di Pantai Mapak Indah, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela. Dari kejadian tersebut, pihaknya masih menunggu kebijakan pemerintah pusat untuk pembangunan tanggul permanen. “Memang solusinya adalah Jeti atau pemecah ombak di beberapa titik,” ujarnya, saat dikonfirmasi pada, Selasa, 8 April 2025.

Menurutnya, pembangunan pemecah gelombang masih terkendala biaya. Pasalnya, pantai di Kota Mataram memiliki panjang sekitar 9 kilometer, sehingga pembangunan tanggul permanen tersebut membutuhkan anggaran besar dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia.

“Kita tidak bisa sekarang kemudian memperbaiki di suatu tempat, ini kita melawan alam. Tentu kita harus bisa mempersiapkan dan butuh anggaran besar. Pak Wali sudah bersurat ke Kementerian PUPR untuk penanganannya,” katanya.

Pemberitaan sebelumnya, kawasan konservasi penyu di Pantai Mapak, Kota Mataram, mengalami kerusakan parah akibat abrasi yang terus menerus terjadi dalam dua tahun terakhir.

Ketua Yayasan Pencinta Penyu Mapak Indah, H. Mahendra Irawan, mengungkapkan kondisi ini semakin memburuk sejak Oktober 2024 hingga Februari 2025 akibat badai besar yang disertai angin dan hujan deras berkepanjangan.

Abrasi yang terjadi tak hanya merusak pesisir, tetapi juga menghancurkan hampir seluruh sarana dan prasarana konservasi penyu yang dibangun sejak beberapa tahun terakhir.

“Mulai dari kolam konservasi yang nilainya hampir Rp250 juta, ruang edukasi, kolam rehabilitasi hingga area sekretariat yayasan, semua rusak” ungkap Mahendra saat diwawancarai Suara NTB, Minggu (6/4/2025).

Selain itu, fasilitas umum seperti area parkir pengunjung dan lapak UMKM yang menopang aktivitas konservasi juga tak luput dari kerusakan. Dampaknya, aktivitas pelestarian penyu termasuk proses peneluran mengalami gangguan serius. “Sampai sekarang belum ada satu pun penyu yang mendarat. Padahal biasanya, bulan-bulan ini sudah mulai ada aktivitas peneluran,” ujarnya.

Cahya menambahkan, Pemkot Mataram sudah membangun tanggul sementara di tiga lokasi dengan menggunakan batu bolder seperti. Tanggul dibangun di Kampung Bugis, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan, Pantai Loang Baloq, Kelurahan Tanjung Karang, dan Pantai Mapak Indah Kelurahan Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela. Meskipun demikian, masyarakat tetap khawatir dengan kondisi gelombang pasang sewaktu-waktu bisa terjadi. “Itu sudah diusulkan oleh Wali Kota Mataram dengan Gubernur untuk memasang jeti-jeti pemecah ombak,” ucap Cahya.

Plt Camat Sekarbela ini juga khawatir dengan abrasi yang terjadi di Pantai Mapak. Pasalnya, jika kemudian dibangun dengan menggunakan tanggul sementara kata Cahya, diprediksi tidak bertahan lama. “Selama belum ada pemecah ombak, kalau kita mau bangun sekarang saya khawatir juga akan tergergerus kembali,” pungkasnya. (pan)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO