spot_img
Kamis, Mei 15, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMPeringatan Jumat Agung, Gereja di Mataram Gelar Tablo

Peringatan Jumat Agung, Gereja di Mataram Gelar Tablo

Mataram (Suara NTB) – Gereja St. Maria Immaculata Mataram menggelar Teaterikal Tablo kisah sengsara Yesus dalam rangka perayaan Jumat Agung, Jumat 18 April 2025.

Tablo Jumat Agung merupakan teaterikal atau drama yang menggambarkan kisah Yesus dari mulai disalib hingga kemudian wafat di kayu salib.

“Kita baru saja menyaksikan tablo kisah sengsara Tuhan Yesus. Itu dalam rangka memaknai peristiwa penyaliban Yesus mulai dari dia berdoa di taman Getsemani, diadili dihadapan Pilatus, memangku salib ke Golgota, disalibkan dan wafat di  kayu salib,” kata Romo Martinus Emmanuel Ano, Jumat 18 April 2025.

Dalam perayaan Jumat Agung tahun ini, Gereja St. Maria Immaculata Mataram mengangkat tema “Pastoral Keuskupan pasal 2025 Vatikan Bergerak Bersama Mewujudkan Gereja Sinodal yang Militan melalui Katikesi kontekstual.

Katikesi kontekstual menurut Romo Martinus, adalah bagaimana kemudian iman diajarkan dengan hal-hal yang kontekstual kepada umat, terutama generasi sekarang.

“Dan dari apa yang sudah mereka kisahkan dan tampilkan, itu kita mau memaknai bahwa membangun iman yang teguh dan militan dan punya rasa cinta pada Tuhan dan gereja itu tidak mudah, harus melalui derita dan sengsara dan salib,” jelasnya.

Ia menambahkan, dari gelaran tablo kisah sengsara Yesus tersebut dapat memberi pelajaran bahwa hidup tidak dapat terlepas dari rasa cinta dan rasa benci. “Jadi kisah ini mau menunjukan kisah cinta melawan kebencian dan rasa cinta tidak boleh kalah dengan rasa benci,” pungkasnya.

Sementara itu, ketua panitia Tablo, Nicholas mengatakan, persiapan gelaran Tablo sudah dimulai sejak Januari. Ia juga menyebut, ada sekitar 80 pemeran yang terlibat dalam gelaran tablo tersebut.

“Kalau untuk pemerannya itu kebanyakan kita ambil dari Orang Muda Katolik (OMK) Saint Paulo Mataram sendiri,” terangnya. Nicholas menjelaskan, tidak ada perbedaan pertunjukan tablo tahun ini. “Jadi selama ini kan kami mengikuti tradisi, jadi tidak ada perbedaan sama sekali,” tandasnya. (sib)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO