Mataram (Suara NTB) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB mengingatkan masyarakat agar mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, kekeringan, dan gelombang pasang di masa peralihan musim hujan ke musim kemarau yang tengah berlangsung.
Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ahmadi, menyebutkan bahwa sejumlah wilayah di NTB kini sudah mulai memasuki awal musim kemarau dan harus mulai bersiap menghadapi dampak kekeringan yang selalu berulang di NTB.
“Meski sudah masuk peralihan musim, potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir masih bisa terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal. Ini bisa menimbulkan bencana seperti banjir dan tanah longsor,” ujarnya.
Di masa peralihan musim dari musim penghujan ke musim kering, ia mengingatjan pentingnya memanfaatkan sisa hujan yang turun saat ini untuk mengisi penampungan air. “Saya kira masyarakat bisa manfaatkan hujan yang masih turun ini untuk mengisi embung, waduk, dan penampungan air lainnya. Ini penting sebagai cadangan menghadapi musim kemarau,” imbaunya.
Untuk mengantisipasi terjadinya badai kekeringan, BPBD NTB meminta seluruh pemerintah kabupaten/kota di NTB untuk mulai melakukan langkah-langkah antisipatif terhadap potensi kekeringan, terutama di daerah yang selama ini dikenal rawan mengalami kekeringan seperti Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Utara, dan Lombok Timur bagian selatan.
“Kami harap daerah-daerah segera melakukan langkah antisipasi, termasuk penyiapan sumber air alternatif dan edukasi kepada masyarakat terkait penggunaan air secara bijak,” katanya.
Di sisi lain, data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah NTB memang sudah mulai masuk awal musim kemarau. Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I BMKG NTB, Nuga Putrantijo menjelaskan, musim kemarau di NTB tidak datang serentak, melainkan bertahap dari wilayah timur ke barat.
“Kabupaten Bima bagian timur sudah masuk musim kemarau sejak dasarian I April, disusul Lombok Timur dan Lombok Tengah bagian timur tenggara di dasarian II April. Sisanya akan menyusul pada dasarian III April hingga awal Mei,” jelasnya.
BMKG juga memprediksi puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus mendatang. Kendati demikian, beberapa wilayah seperti Kota Mataram dan Lombok Barat masih mengalami hujan karena memang belum sepenuhnya masuk musim kemarau.
“Karena topografi NTB yang kompleks, variasi cuaca tetap terjadi. Jadi kewaspadaan tetap diperlukan,” pungkasnya. (era)