Mataram (Suara NTB) – Setelah puluhan tahun menjadi ikon di Kota Mataram, Airlangga Fashion akhirnya menutup lembaran panjang perjalanan usahanya. Gerai fesyen yang berlokasi di Jalan Airlangga, tepat di lampu merah BRI Airlangga, secara resmi menghentikan operasionalnya pasca-Lebaran 2025.
Kabar penutupan gerai ini terungkap dari seorang tukang parkir yang telah bertahun-tahun bekerja di sana, Riski. Ia mengatakan bahwa penutupan dilakukan secara mendadak, tak lama setelah libur Lebaran Topat.
“Sekitaran setelah lebaran topat itu karyawannya dikasih tahu, karyawan pada kaget dan pasti sedih mendengar berita tersebut,” ujar Riski kepada Suara NTB pada Sabtu, 19 April 2025.
Menurut sepengetahuan Riski, penutupan Airlangga Fashion bukan dikarena bangkrut, melainkan habisnya masa kontrak lahan yang ditempati gerai tersebut. Sayangnya, pemilik lahan memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak, sehingga pemilik gerai tidak memiliki pilihan selain menutup usahanya.
Akibat situasi ini, dengan berat hati hampir seluruh karyawan harus dirumahkan. “50 an karyawan ada kayaknya, hanya staf manajemen, yang masih dipertahankan dan dialihkan ke tokonya yang lain, yang juga dimiliki sama ownernya,” lanjutnya.
Hari Sabtu, 19 April 2025 kemarin, menjadi hari terakhir para karyawan masuk kerja. Menurut Riski, suasana haru menyelimuti momen perpisahan tersebut. “Hari ini, hari terakhir karyawan pada masuk kerja. Tadi pada dikasih pesangon sama yang punya. Baik sekali ownernya, dia juga sebenernya tidak tega, tapi mau bagaimana lagi,” tuturnya.
Riski juga menceritakan sosok pemilik gerai yang dikenal sangat budiman dan peduli terhadap karyawan, bahkan kepada tukang parkir seperti dirinya. Ia mengenang banyak kebaikan yang telah diberikan oleh sang pemilik gerai.
“Jangankan ke karyawan tokonya, kita yang tukang parkir juga dikasih THR setiap lebaran. Kalau ada warga Gomong yang belanja dikasih diskon. Setiap tahun tetap nyumbang ke Masjid Gomong,” kenangnya.
Momen perpisahan pun diwarnai pelukan, tangis, dan kenangan manis yang dibagikan oleh para karyawan. Bagi mereka, Airlangga Fashion bukan sekadar tempat bekerja, tetapi rumah kedua yang telah menempa mereka dalam suka dan duka selama bertahun-tahun.
Kini, pintu Airlangga Fashion telah tertutup. Namun kenangan dan nilai-nilai kekeluargaan, kebaikan, serta rasa hormat yang telah dibangun, akan tetap hidup di hati para pekerja dan pelanggan setia. Penutupan ini menjadi pengingat bahwa dalam dunia usaha, tidak ada yang pasti. Tapi warisan nilai-nilai mulia akan selalu abadi. (hir)