spot_img
Selasa, Mei 13, 2025
spot_img
BerandaPOLHUKAMYUSTISIPuluhan Siswi Ponpes di Lobar Diduga Jadi Korban Kekerasan Seksual

Puluhan Siswi Ponpes di Lobar Diduga Jadi Korban Kekerasan Seksual

Mataram (Suara NTB) – Sebanyak 20 siswi di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Lombok Barat diduga menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh pimpinan yayasan berinisial AF sejak tahun 2016.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram, Joko Jumadi, mengungkapkan bahwa tujuh dari 20 korban telah melaporkan kasus tersebut. Dari jumlah tersebut, 10 orang di antaranya mengalami pelecehan hingga persetubuhan, sementara sisanya mengalami pelecehan tanpa persetubuhan.

“Separuh dari korban merupakan alumni pondok pesantren. Kekerasan seksual ini diduga terjadi dalam rentang waktu 2016 hingga 2023,” kata Joko, Senin, 21 April 2025.

Ia menambahkan, awalnya kasus ini ditangani oleh LPA Mataram. Namun, seiring berjalannya waktu, dibentuk aliansi bernama Stop Kekerasan Seksual NTB untuk memperkuat penanganan dan advokasi terhadap para korban.

Menurut Joko, keberanian korban untuk melapor bermula dari diskusi di grup alumni usai menonton serial televisi asal Malaysia berjudul Bidaah. Para korban mengaku mengalami perlakuan serupa dengan tokoh Walid dalam serial tersebut.

“Dari grup alumni, mereka mulai menyadari kemiripan pengalaman. Kemudian para korban saling berbagi cerita dan akhirnya melapor,” ujarnya.

Modus yang digunakan terduga pelaku, lanjut Joko, adalah menjanjikan keberkahan di rahim korban. Pelaku mengklaim bahwa korban akan melahirkan anak-anak yang kelak menjadi wali.

“Aksi tersebut dilakukan di ruang kelas pada dini hari, sekitar pukul 01.00 hingga 02.00,” jelasnya.

Sebagian besar korban mengalami kekerasan saat masih di bawah umur. Bahkan, ada korban yang mulai dilecehkan sejak kelas satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) hingga kelas tiga Madrasah Aliyah (MA). Mayoritas korban merupakan lulusan tahun 2022–2023.

“Ada relasi kuasa dan kesempatan yang dimanfaatkan oleh pelaku,” tegas Joko.

Disebutkan pula bahwa terduga pelaku sempat mengakui perbuatannya kepada pimpinan ponpes, meskipun ia mengaku lupa jumlah korban dan waktu kejadian secara pasti.

Beberapa korban saat ini telah mendapatkan pendampingan psikologis dan hukum, termasuk dari pihak kepolisian. “Fokus kami saat ini adalah pemulihan psikologis korban,” tambahnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili, menyatakan pihaknya terus mendalami kasus ini. “Kami akan terus mengembangkan penyelidikan dan mencari kemungkinan adanya korban lainnya,” ujarnya.

Polisi telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk korban, pimpinan pondok, dan terduga pelaku. Olah tempat kejadian perkara (TKP) juga telah dilakukan. Meskipun kasus ini telah berlangsung lama, visum terhadap korban tetap akan dilakukan.

Terduga pelaku kini diamankan di Polresta Mataram untuk menjaga stabilitas keamanan. “Penetapan tersangka akan dilakukan secepatnya,” pungkas Regi. (mit)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO