spot_img
Rabu, Mei 14, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TIMURKeterbatasan Infrastruktur Bukan Halangan untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan di Lotim

Keterbatasan Infrastruktur Bukan Halangan untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan di Lotim

Selong (Suara NTB) – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) setiap 2 Mei menjadi momentum refleksi bagi dunia pendidikan, termasuk di Lombok Timur (Lotim). Meski dihadapkan pada keterbatasan infrastruktur, Pemkab Lotim bertekad untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di daerah dengan jumlah penduduk terbesar di NTB ini.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lotim, Izzuddin kepada Suara NTB, Jumat, 2 Mei 2025  mengatakan saat ini masih terdapat lebih dari 120 gedung sekolah yang rusak. Kerusakan tersebut disebabkan oleh faktor usia, bencana gempa bumi, maupun terjangan puting beliung.

Pemkab Lotim telah mengajukan permohonan dana perbaikan senilai Rp 64 miliar ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), namun hingga kini belum juga cair. Menyikapi hal tersebut, Pemkab berinisiatif mengalokasikan dana sebesar Rp 18 miliar pada tahun 2025 untuk memperbaiki sekolah-sekolah yang rusak.

“Kondisi fiskal Lotim tidak cukup untuk membangun semua sekolah yang rusak, namun kami terus berupaya mencari solusi,” ujar Izzuddin.

Selain upaya mandiri, Lotim juga mendapat bantuan dari Happy Heart Australia untuk merehabilitasi sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa. Sejauh ini, bantuan tersebut telah menjangkau 9 sekolah di Kecamatan Sambelia, 6 sekolah di Pringgabaya, serta beberapa sekolah di Jerowaru.

Baru-baru ini, Kadis Dikbud Lotim meresmikan salah satu sekolah yang diperbaiki di Desa Batu Nampar, Jerowaru. “Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Kami berharap kerja sama dengan Australia dapat terus berlanjut untuk membantu sekolah-sekolah yang masih membutuhkan perbaikan,” ungkap Izzuddin.

Meski infrastruktur masih menjadi kendala, mutu pendidikan di Lotim menunjukkan peningkatan signifikan. Rapor pendidikan Lotim naik dengan skor 69,92, hanya selisih 0,08% dari target utama.
“Keterampilan dasar seperti literasi, numerasi, karakter, dan lingkungan belajar mengalami peningkatan. Namun, literasi dan numerasi masih perlu ditingkatkan lagi,” jelas Izzuddin.

Faktor pendukung seperti kenyamanan lingkungan sekolah dan kebijakan pendidikan yang baik di tingkat satuan pendidikan turut berkontribusi pada kemajuan ini. Peran kepala sekolah dan pengawas juga dinilai krusial dalam mendorong peningkatan kualitas pembelajaran.

Prestasi Lotim diakui secara nasional dengan terpilih sebagai salah satu dari 12 kabupaten di Indonesia yang masuk kategori daerah maju dalam pendidikan, menggeser status sebelumnya yang masih berkemban.. Lotim juga menjadi satu-satunya daerah di NTB yang meraih penghargaan tertinggi dari Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP).

“Pencapaian ini sekaligus menjadi tantangan bagi kami untuk terus mendorong peningkatan kualitas proses belajar di kelas, terutama dalam literasi dan numerasi,” tegas Izzuddin.

Dengan semangat Hardiknas, Lotim membuktikan bahwa keterbatasan infrastruktur bukanlah penghalang untuk memajukan pendidikan. Kolaborasi antara pemerintah, mitra internasional, dan tenaga pendidik menjadi kunci dalam mewujudkan pendidikan yang lebih baik bagi generasi mendatang. (rus)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO