Mataram (Suara NTB) – Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kemenag NTB, Lalu Muhamad Amin mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk menyelesaikan proses penerbitan visa haji yang hingga pukul 18.00 Wita masih dalam tahap penyelesaian. Akibat terkendala visa belum keluar, sejumlah Calon Jemaah Haji (CJH) terpaksa ditunda keberangkatannya.
Jadi, untuk kloter selanjutnya, kita merekap kembali kepada yang telah memiliki visa. Sedangkan visa yang belum terbit, kami berjuang bekerja 24 jam dan berkoordinasi dengan pihak terkait agar diupayakan bagaimana penyelesaian visa ini supaya tidak membingungkan kita semua, jelasnya, Jumat, 2 Mei 2025.
Beberapa jemaah yang visanya belum keluar di Kloter kedua untuk embarkasi Lombok Tengah terpaksa menunda keberangkatan ke kloter berikutnya. Dipastikan keberangkatan CJH tidak akan tertunda hingga tahun depan. Jemaah akan diberangkatkan di kloter berikutnya, yaitu kloter 6. Dan mereka sudah menerima, memaklumi kondisi ini, sambungnya.
Amin menjelaskan, tahun ini terdapat perbedaan peraturan penertiban visa dari pemerintah Arab Saudi. Yang mana pengelolaan dilakukan oleh delapan syarikah (perusahaan penyelenggara), yang menimbulkan beberapa tantangan dalam sinkronisasi data jemaah.
Akibatnya data jemaah yang telah masuk sejak awal yang tidak dapat diubah akibat kebijakan ketat dari pemerintah Arab Saudi tersebut berdampak pada proses pengajuan visa. Hal ini menyebabkan beberapa penempatan data tidak sesuai dan memerlukan penyempurnaan kembali yang berdampak pada 800 visa jemaah belum diterbitkan.
Kami berharap, berjuang terus membantu menyelesaikan permasalahan visa untuk jemaah yang akan berangkat. Ini terjadi juga kepada PHD kan juga sama pelayanannya, penyelesaiannya seperti jemaah, katanya.
Kondisi serupa juga terjadi pada Petugas Haji Daerah (PHD), disebutkan beberapa dari PHD mengalami permasalahan visa sehingga perlu menunggu di kloter berikutnya.
Sementara itu, perihal keselamatan dan pengawasan jemaah yang berangkat tanpa pendamping dari tim medis atau tenaga kesehatan, Amin menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan pemantauan. Selain itu, ada juga bantuan dari CJH yang berprofesi sebagai dokter atau tenaga kesehatan yang turut memantau kondisi para jemaah.
Misalnya saja, seperti yang terjadi di kloter satu, ada dua Nakes yang absen menemani jemaah. Pihak Kanwil Kemenag, terang Amin terus melakukan pemantauan sesaat jemaah tiba di Arab Saudi
Jadi tetap kami memantau setiap pergerakan dari jemaah kita untuk memitigasi ketika ada persoalan terkait dengan jemaah. Kami berkoordinasi dengan tim yang ada di pesawat termasuk awak pesawat, ketua rombongan, kemudian ketua regu, termasuk juga ada CJH kita yang berprofesi sebagai dokter, pungkasnya. (era)