Mataram (Suara NTB) – Sebanyak 393 jemaah calon haji atau JCH asal Kabupaten Bima yang tergabung dalam Kloter 5 resmi diberangkatkan menuju Tanah Suci pada dini hari Rabu, 7 Mei 2025. 180 jemaah merupakan laki-laki, dan 206 orang merupakan jemaah perempuan. Dari jumlah tersebut, 25 merupakan lanjut usia, dengan enam orang pengguna kursi roda.
Setelah prosesi pelepasan di Asrama Haji pada Selasa malam, 6 Mei 2025, para jemaah langsung dibawa menuju Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Praya, Lombok Tengah, untuk selanjutnya diterbangkan menuju Madinah pada pukul 02.30 WITA.
Ketua Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Embarkasi Lombok dr Ferry Wardhana menyampaikan telah dilakukan pemeriksaan pada seluruh jemaah. Dari 363 orang, sebanyak 46 orang tergolong risiko tinggi (risti), 137 orang risiko sedang, dan 125 orang risiko ringan.
Beberapa jemaah menderita hipertensi, diabetes, serta kelelahan fisik. Dalam proses screening, tiga orang dirujuk untuk penanganan lanjutan, satu layak terbang dan ikut kloter ini, dua orang ditunda ke kloter selanjutnya.
“Dua orang kami tunda keberangkatannya karena satu mengalami gagal jantung dan satu lagi mengalami TBC. Satu orang lainnya yang menderita anemia tetap bisa diberangkatkan,” ujarnya, Selasa, 6 Mei 2025.
Untuk memastikan 393 kursi tidak ada yang kosong, panitia telah menemukan dua JCH untuk mengisi kekosongan ini.
Sementara itu, terkait dengan kondisi kesehatan jemaah yang sudah tiba di tanah suci, Ferry mencatat beberapa jemaah mengalami penurunan kesehatan, seperti terkena TBC dan gangguan kecemasan. Namun, pihak nakes disampaikan telah memberikan penanganan kepada jamaah untuk bisa melaksanakan ibadah.
Beberapa jemaah mengalami penurunan kondisi kesehatan sebab cuaca di Arab yang sangat panas di siang hari mencapai 50 derajat, dan sangat dingin di malam hari hingga 20 derajat.
Sebagai antisipasi, seluruh jemaah telah dibekali masker, vitamin, dan oralit dari Kementerian Kesehatan sebagai antisipasi menghadapi cuaca ekstrem di Madinah. Berdasarkan laporan terakhir, cuaca di Madinah sangat panas pada siang hari dan bisa turun hingga 20 derajat Celsius di malam hari.
“Sampai Madinah, jangan sampai kecapean. Saya sudah ngomong sama dokternya untuk menjaga kesehatan, karena ini kan rata-rata akan berjalan jauh,” tutupnya. (era)