spot_img
Selasa, Mei 13, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMJadi Magnet Wisata Malam

Jadi Magnet Wisata Malam

GAGASAN mengenai penataan ulang kawasan Jalan Selaparang kembali mengemuka. Anggota Komisi II DPRD Kota Mataram, IGB Hari Sudana Putra, SE., mengusulkan agar jalur tersebut dijadikan sentra kegiatan malam seperti pasar senggol modern. Ide ini diharapkan dapat menghidupkan kembali denyut ekonomi malam hari dan menciptakan destinasi wisata baru bagi masyarakat dan wisatawan.

Gus Arik, sapaan akrab anggota dewan dari daerah pemilihan Cakranegara ini mengusulkan agar arus lalu lintas dari Jalan Pejanggik dialihkan ke Jalan Hasanuddin, sehingga Jalan Selaparang dapat difungsikan sebagai lokasi pasar malam. “Saya sangat setuju, dan sebenarnya ini adalah ide lama,” ujarnya menjawab Suara NTB di DPRD Kota Mataram, kemarin.

Konsep yang diusulkan meniru model “Pasar Senggol” yang telah sukses diterapkan di daerah lain. Nantinya, sepanjang Jalan Selaparang, mulai dari simpang empat Cakra hingga ke kawasan Umar Maya, akan dikonsentrasikan sebagai area kuliner dan hiburan malam yang tertata rapi.

Gagasan ini tak hanya bertujuan menghidupkan ekonomi malam hari, tetapi juga untuk menertibkan area yang selama ini kerap digunakan untuk aktivitas malam yang dinilai negatif. “Ini juga untuk mengeliminasi kegiatan malam yang tidak sesuai dengan norma,” lanjut Gus Arik.

Namun demikian, wacana ini sempat mengalami kendala dalam proses realisasinya. Salah satu tantangan terbesar adalah respons dari para pedagang yang sebelumnya menolak pengalihan arus lalu lintas ke Jalan Hasanuddin. Protes ini membuat pemerintah kota menunda pelaksanaan ide tersebut

Menurut politisi Partai Demokrat ini, sinkronisasi antara pemangku kebijakan dan pelaksana di lapangan sangat penting agar ide tersebut tidak hanya berhenti sebagai wacana. “Kalau pimpinan memberi restu dan bawahan melaksanakan dengan benar, hasilnya akan luar biasa,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah daerah dalam mencari investor atau menggandeng kementerian terkait untuk mendanai proyek revitalisasi tersebut. “Tidak ada yang tidak mungkin, tinggal kemauan dan jaringan,” ujarnya optimis.

Sebagai pembanding, Gus Arik mencontohkan keberhasilan kawasan Malioboro di Yogyakarta yang mampu bertransformasi menjadi pusat wisata malam berkat ide kreatif dan komitmen pemerintah. “Dulu Malioboro juga tidak seperti sekarang, tapi karena ada visi dan keberanian dari pemimpinnya, akhirnya berubah,” ujarnya.

Gus Arik mengusulkan, apabila Pasar Senggol direalisasikan di Jalan Selaparang, maka musisi jalanan, pedagang kuliner, dan pelaku UMKM lokal dapat difasilitasi untuk tampil dan berjualan secara tertib. Selain menciptakan ruang ekspresi budaya, hal ini juga akan menjadi magnet bagi wisatawan yang penasaran akan suasana malam Kota Mataram.

Wacana ini muncul di tengah kekhawatiran akan pergeseran pusat-pusat ekonomi dan infrastruktur dari Kota Mataram ke daerah lain, seperti bandara yang kini berada di Lombok Tengah dan pelabuhan yang berpindah ke Lombok Barat. “Jangan sampai nanti ibu kota provinsi juga pindah karena kota kita stagnan,” pungkasnya. (fit)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO