Mataram (Suara NTB) – Dinas Perhubungan Kota Mataram telah melakukan studi tiru ke Kota Surakarta, Solo, Jawa Tengah untuk pengelolaan angkutan publik. Konsepnya akan dipadukan dengan hasil kajian dan dipastikan angkutan publik segera terealisasi.
Wali Kota Mataram Dr. H. Mohan Roliskana menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Mataram, Zulkarwin telah mengutus Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Mataram untuk belajar ke Kota Solo untuk belajar pengelolaan angkutan publik. Hasil studi tiru yang diperoleh akan dipadukan dengan hasil kajian dari Badan Riset Daerah untuk rute trayek serta sistem pengelolaannya. “Kita gabung berdasarkan kekurangan dan contoh di Solo,” terangnya.
Kajian maupun perencanaan telah rampung dan tinggal di ekspose di hadapan wali kota. Zulkarwin mengaku, permasalahan dihadapi adalah trayek angkutan publik memiliki jarak tempuh pendek. Secara logika dari warga yang berasal dari Dasan Cermen ingin ke wilayah Cakranegara, jika hanya menunggu angkutan publik maka akan lebih cepat mereka menggunakan kendaraan pribadi daripada menggunakan angkutan publik.
Karena itulah lanjutnya, pihaknya membicarakan dengan Dishub Provinsi NTB, sehingga akan dilakukan alomerasi angkutan publik melayani kota juga akan terhubung dengan kawasan interland atau daerah penyangga seperti Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah. “Kalau hanya dalam kota saja jarak tempuhnya pendek, sehingga kita juga akan usulkan bisa melayani kawasan di perbatasan kota,” ujarnya.
Ia mengakui, penyediaan angkutan publik membutuhkan anggaran cukup besar. Solusinya secara bertahap mengadakan pembelian satu unit bus untuk menambah angkutan sekolah gratis. Saat ini, 10 unit armada bemo kuning melayani siswa di SMPN 12 dan satu unit bus di SMPN 6 Mataram. Pengadaan satu unit bus melayani siswa berdasarkan hasil kajian.
Mantan Camat Selaparang menekankan paling utama adalah pemerintah hadir menyediakan angkutan publik. Kedua, membantu pengusaha bemo kuning untuk menjaga eksistensi mereka meskipun bemo kuning tidak layak dijadikan feeder. “Kita akan pelan-pelan berikan pemahaman supaya mereka berpartisipasi dalam angkutan publik ini,” ujarnya. (cem)