spot_img
Rabu, Mei 14, 2025
spot_img
BerandaNTBSUMBAWASumbawa Targetkan Kemiskinan Turun Satu Persen Setiap Tahun

Sumbawa Targetkan Kemiskinan Turun Satu Persen Setiap Tahun

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Pemerintah Kabupaten Sumbawa, menargetkan dalam lima tahun angka kemiskinan berada pada posisi 8-7 persen dari posisi saat ini 12,87 persen sejumlah program pun sudah disiapkan pemerintah.

“Angka kemiskinan kita saat ini masih 12,87 persen dan kami targetkan dalam lima tahun kedepan angka kemiskinan kita bisa berada di posisi 8-7 persen,” kata Kepala Bappeda Sumbawa, E. S. Adi Nusantara kepada Suara NTB, Kamis, 8 Mei 2025.

Adi menyebutkan, penurunan angka kemiskinan yang ditetapkan di RKPD tahun 2025 ditargetkan sebesar 1 persen atau 11 persen. Di tahun 2024 data terakhir untuk angka kemiskinan berada di angka 12,81 persen dari tahun sebelumnya sebesar 13,91 persen.

“Jadi, data penduduk miskin pada Maret 2024 turun 1,04 persen terhadap Maret 2023 dan kami juga menargetkan penurunan angka kemiskinan sebesar 1 persen,” ucapnya.

Adi melanjutkan, berdasarkan data pemetaan yang dilakukan ada beberapa kantong kemiskinan di Sumbawa yang perlu dilakukan intervensi lebih lanjut. Beberapa kantong kemiskinan tersebut yakni di kecamatan Utan, Alas, Plampang, Empang dan kecamatan yang memiliki penduduk terbesar.

“Anggaran pengentasan kemiskinan di OPD tidak kita efisiensi, sehingga apa yang menjadi target yang kita tetapkan bisa terealisasi,” ujarnya.

Pemerintah pun menargetkan di akhir periode RPJMD angka kemiskinan bisa turun minimal di angka 5 persen. Jika tersebut bisa terealisasi maka angka kemiskinan di Sumbawa minimal bisa dibawa satu digit atau sekitar 8 persen.

“Jika tidak perubahan dan anggarannya tetap sama maka kami tetap optimis target penurunan sebesar satu digit bisa terealisasi sesuai dengan RPJMD,” jelasnya.

Ia menambahkan, fenomena naik atau turunnya angka kemiskinan di Sumbawa dipengaruhi oleh beberapa faktor  dan bukan kemiskinan berlarut atau kemiskinan yang akut. Akan tetapi kemiskinan itu terjadi karena faktor-faktor eksternal termasuk kejadian bencana alam.

“Salah satu contoh penyebab utama yakni inflasi, sehingga banyak masyarakat yang tidak bisa membeli kebutuhan pokok salah satunya beras,” sebutnya.

Adi pun meyakinkan, sebenarnya orang-orang tidak miskin, tetapi karena mahalnya harga barang sehingga mereka masuk dalam kategori miskin. Apalagi garis kemiskinan di Sumbawa juga naik dari Rp404 ribu menjadi Rp441 ribu di tahun 2023.

“Garis kemiskinan kita yang cukup tinggi juga menjadi faktor lain sehingga angka kemiskinan masih cukup tinggi dan penurunan nya belum mencapai satu digit,” tukasnya. (ils)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO