Tanjung (Suara NTB) – Tim Penggerak PKK Kabupaten Lombok Utara (KLU) menjalin kolaborasi dengan Bhayangkari Polres Lombok Utara dalam rangka percepatan penanganan stunting. Intervensi dimulai di salah satu desa yakni Desa Sesait, Kecamatan Kayangan.
Ketua TP PKK KLU Hj. Rohani Najmul Akhyar, di sela – sela monitoring pada Jumat, 16 Mei 2025 mengungkapkan, pihaknya turun bersama Bhayangkari untuk melihat proses pemeriksaan kesehatan di desa tersebut. Pasalnya, sampai saat ini, kasus stunting di Desa Sesait masih tersisa sebanyak 12 kasus.
“Jumlah 12 kasus itu bagi kami masih cukup tinggi. Ini adalah pekerjaan rumah bersama. Kami berharap tidak ada penambahan kasus baru di tahun 2025,” ujar Rohani.
Menurut dia, dibutuhkan kerjasama antara seluruh elemen dalam menangani setiap persoalan. Tak hanya stunting, tetapi kasus kesehatan lain, serta kasus sosial dan ekonomi masyarakat.
Terhadap kasus stunting sendiri, Rohani menilai fasilitas dan program Posyandu menjadi tempat efektif. Tempat posyandu tak hanya sarana pelayanan, tetapi juga sarana edukasi dan intervensi dini.
“Harapan kami, peran Posyandu terus diperkuat agar kasus-kasus stunting bisa ditangani lebih cepat dan tepat,” imbuhnya.
Sementara, Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Heny Agus Purwanta, menyebut layanan kesehatan dasar di Posyandu diberikan kepada berbagai kelompok masyarakat. Meliputi 97 bayi dan balita, 45 lansia, 2 remaja, serta 107 warga usia produktif. Kendati demikian, atensi utama tertuju pada penanganan 12 kasus stunting di desa itu.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, di mana seluruh elemen dapat berkolaborasi demi memastikan masyarakat mendapatkan layanan kesehatan dasar yang merata,” katanya.
Dari monitoring yang dilakukan, Heny juga mencatat masih ada sekitar 20 persen warga tidak terlayani karena alasan tidak hadir di Posyandu. Ia mendorong agar ke depan, dapat dilakukan home visit atau kunjungan rumah bagi warga yang tidak hadir karena alasan sakit, atau kesulitan mengakses Posyandu. (ari)