spot_img
Rabu, Juni 18, 2025
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMMataram Tidak Bisa Dilepaskan dari Wisata Religi

Mataram Tidak Bisa Dilepaskan dari Wisata Religi

ANGGOTA Pansus Ripparda DPRD Kota Mataram, H. Afifian Khalid, S.E., menyampaikan pendapatnya terkait penghilangan unsur norma agama dan religiusitas dalam rumusan raperda Ripparda Kota Mataram. Hal tersebut mengemuka dalam rapat Pansus Ripparda bersama Dinas pariwisata Kota Mataram. Dia menyoroti perubahan arah visi dalam raperda Ripparda yang dinilai mengabaikan karakter utama masyarakat Mataram yang religius dan berbudaya.

“Dari hasil pengamatan dan diskusi, kami lihat bahwa visi kota yang baru tidak lagi menyebut norma agama maupun sisi religi. Padahal, dari dulu Mataram dikenal sebagai kota yang tidak bisa dilepaskan dari pariwisata berbasis budaya dan keagamaan,” ungkapnya.

Politisi Partai Golkar ini juga menyoroti berbagai kegiatan keagamaan selama ini justru memiliki daya tarik dan partisipasi publik yang tinggi. “Kalau dibandingkan, event-event berbasis religi itu justru lebih ramai dibandingkan acara umum seperti konser. Pengajian, lomba-lomba keagamaan, hingga perayaan Nyepi, semuanya mendapat perhatian besar dari masyarakat lokal maupun turis mancanegara,” lanjutnya.

Ia mencontohkan bahwa Pura Mayura dan sejumlah tempat ibadah lain di Mataram sudah lama menjadi bagian penting dari wisata religi yang juga mendukung sektor pariwisata kota. Oleh karena itu, menurutnya, menyingkirkan aspek religi dari visi kota bukan hanya melupakan identitas lokal, tetapi juga dapat berdampak pada daya tarik wisata Mataram ke depan.

Anggota Komisi II ini juga menegaskan bahwa sejak masa kepemimpinan wali kota sebelumnya, identitas Mataram sebagai kota yang “maju, religius, dan berbudaya” selalu dijunjung tinggi. Kini, dengan wacana penghapusan nilai religius dari visi pembangunan, kekhawatiran mulai muncul bahwa identitas itu akan tergerus.

“Event-event keagamaan seperti lomba bedug dan takbiran yang selama ini rutin diselenggarakan adalah bagian dari identitas kota. Tidak bisa dilepaskan dari wisata religi,” ujarnya. Ia juga mengajak untuk mencontoh daerah lain seperti Bali, yang mampu menggabungkan budaya dan agama sebagai kekuatan pariwisata.  “Kami berharap agar ini bisa dikaji ulang, demi masa depan identitas dan nilai-nilai masyarakat Mataram ke depan,” pungkasnya. (fit)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -









VIDEO