Mataram (Suara NTB) – Calon jemaah haji (CJH) Kota Mataram pada kloter sembilan belum mendapatkan Kartu Nusuk. Dengan demikian, sejumlah CJH ini tidak diizinkan masuk ke area ibadah.
Nusuk dalam konteks haji dan umroh merujuk pada sistem digital yang dikembangkan oleh pemerintah Arab Saudi untuk memudahkan jemaah dalam menjalankan ibadah. Sistem ini mencakup aplikasi digital dan kartu fisik (Kartu Nusuk) yang berfungsi sebagai identitas dan izin masuk ke area suci seperti Masjidil Haram, Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Nusuk membantu jemaah dalam merencanakan, memesan, dan menjalankan ibadah, mulai dari mengajukan visa hingga memesan hotel dan penerbangan.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram, H. Hamdun menerangkan, perkembangan CJH Kota Mataram saat ini pada kloter tiga masuk semua. Namun untuk kloter sembilan sedang diupayakan agar semua mendapatkan Kartu Nusuk. Sehingga bisa diizinkan masuk di dalam area ibadah. “Untuk kloter tiga, informasi dari ketua kloternya sudah aman. Kloter sembilan ada yang belum dapat nusuk, tapi masih diusahakan sama ketua kloter disana,” jelasnya saat dikonfirmasi pada Jumat, 23 Mei 2025.
Ia menjelaskan, sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah untuk memastikan semua fasilitas dari JCH harus di dapatkan. Oleh karena itu, ia instan melakukan koordinasi dengan ketua kloter, petugas haji daerah, serta petugas kesehatan. “Kita di sini tetap lakukan komunikasi dan koordinasi bersama ketua kloter dan para petugas ibadah yang di sana,” sebut Hamdun.
Selain itu, lanjut Hamdun, memberikan pelayanan sebagai bentuk tanggung jawab kepada CJH yang meninggal di Arab Saudi. Sehingga pemerintah mengurus segala bentuk kebutuhan pemakaman jasadnya jemaah. “Termasuk yang meninggal, pemakaman dan semuanya sudah selesai, tinggal sekarang kita informasikan ke keluarganya,” katanya.
Hamdun menyebutkan, CJH yang belum mendapatkan Kartu Nusuk mencapai sekitar 40 persen dari jumlah 306 JCH kloter sembilan Kota Mataram. Oleh sebab itu, ia meminta pihaknya agar bisa mendapatkan kartu tersebut bagaimanapun caranya. “Makanya itu saya minta kerjar gimana mencarikannya agar semua dapat,” tegasnya.
Dengan kendala Kartu Nusuk yang belum semua mendapatkannya kata Hamdun, sementara untuk saat ini jemaah masih menggunakan aplikasinya. “Mereka diusahakan pakai aplikasi nusuk dulu supaya bisa masuk aja ke tempat ibadah,” pungkasnya. (pan)