KETAHANAN pangan telah menjadi isu strategis yang menjadi priroritas dikembangkan di NTB yang memiliki potensi besar di sektor pertanian. Namun, di balik potensi tersebut, tantangan terkait produksi, distribusi, dan keamanan pangan tetap menjadi pekerjaan rumah bersama.
Dr. Kurniawan Yuniarto, akademisi dari Fakultas Teknologi Pangan Universitas Mataram, menjelaskan ketahanan pangan ditopang tiga pilar. Pertama, ketersediaan, akses, dan stabilitas sistem pangan itu sendiri.
“Salah satunya adalah bagaimana menyediakan bahan pangan itu sendiri. Tentu ini berkaitan erat dengan produktivitas hasil pertanian atau produk pangan lainnya,” jelasnya pekan kemarin.
Pilar kedua adalah akses. Menurutnya, bukan hanya tentang ketersediaan, tetapi bagaimana masyarakat—baik individu maupun kelompok—dapat menjangkau bahan pangan tersebut. Ini mencakup faktor daya beli, infrastruktur, dan distribusi.
“Kalau pangan tersedia tapi tidak bisa dijangkau karena keterbatasan prasarana atau daya beli, maka tetap saja masyarakat tidak akan terpenuhi kebutuhan pangannya,” tambahnya.
Pilar ketiga adalah stabilitas atau sistem keamanan pangan yang berkelanjutan. Di tengah ancaman perubahan iklim global, ketahanan sistem pertanian menjadi krusial. “Inilah tantangan kita hari ini—bagaimana menjamin produksi tetap berjalan meskipun cuaca tidak menentu, musim bergeser, atau terjadi gangguan iklim ekstrem,” kata dia.
Meski NTB secara geografis memiliki posisi strategis sebagai kawasan agraris dan maritim, Dr. Kurniawan menekankan pentingnya dukungan teknologi serta peningkatan infrastruktur untuk memaksimalkan potensi tersebut.
Lebih lanjut, ia menyoroti fakta bahwa beberapa komoditas pangan, khususnya hortikultura seperti buah-buahan, masih harus didatangkan dari luar daerah, seperti Pulau Jawa dan Bali.
“Kalau kita bicara ketahanan pangan dari sisi jumlah mungkin sudah cukup, tapi dari sisi keberagaman nutrisi, NTB masih harus bergantung pada daerah lain,” jelasnya.
Menurutnya, hal ini bukan semata-mata kelemahan, tetapi menjadi penanda bahwa kolaborasi antarwilayah dalam penyediaan pangan perlu terus diperkuat, sembari tetap mendorong pengembangan produksi lokal.
Dengan menguatkan tiga pilar tersebut serta adaptif terhadap tantangan perubahan iklim, NTB dinilai mampu mengembangkan sistem ketahanan pangan yang tangguh, berkelanjutan, dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat. (ham)