spot_img
Selasa, Juli 15, 2025
spot_img
BerandaHEADLINEPemkot Mataram Dorong Kolaborasi Event dan Hotel untuk Pulihkan Hunian

Pemkot Mataram Dorong Kolaborasi Event dan Hotel untuk Pulihkan Hunian

LESUNYA sektor perhotelan di Kota Mataram memicu gelombang pemberhentian 1000-an pekerja kontrak dan harian. Untuk memulihkannya, Pemkot Mataram kini menyiapkan strategi kolaborasi antara event pariwisata dan hotel, seiring sinyal positif dari Kemendagri untuk membuka kembali kegiatan pemerintahan di hotel.

Tingkat hunian hotel di Kota Mataram terus mengalami penurunan sejak awal tahun 2025. Akibat kondisi tersebut, ribuan pekerja kontrak dan harian di sejumlah hotel terpaksa diberhentikan sementara karena minimnya aktivitas serta tidak adanya event yang digelar.

Saat ini, hampir seluruh hotel, baik berbintang maupun nonbintang, mulai melakukan pemberhentian sementara terhadap karyawan. Lesunya kegiatan pemerintahan yang selama ini menjadi salah satu penopang utama tingkat hunian menjadi pemicu utama kondisi tersebut.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, Rudi Suryawan, membenarkan kondisi yang terjadi. Ia menyampaikan harapannya agar arahan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk kembali membuka ruang bagi kegiatan pemerintahan di hotel-hotel dapat menjadi angin segar bagi industri perhotelan di Mataram.

“Dengan adanya ribuan pekerja hotel yang diberhentikan sementara ini, kita berharap dengan adanya statement dari pihak Kemendagri untuk membuka kembali kegiatan pemerintah di hotel-hotel, semoga ada peningkatan,” ujarnya saat diwawancarai pada Senin, 16 Juni 2025.

Lebih lanjut, Rudi menjelaskan bahwa apabila kebijakan tersebut kembali diberlakukan dan berdampak pada peningkatan okupansi, maka potensi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dapat ditekan. “Kalau itu membantu, saya pikir tidak ada potensi tren PHK nantinya,” tambahnya.

Rudi juga menegaskan bahwa efisiensi anggaran adalah kebijakan dari pemerintah pusat, sehingga pemerintah daerah memiliki keterbatasan untuk melakukan intervensi langsung terhadap kebijakan tersebut. Oleh karena itu, ia menyarankan agar pihak hotel mulai menyusun strategi mandiri guna menarik minat tamu atau wisatawan.

“Yang jelas kan ini program pemerintah (efisiensi anggaran), jadi kita tidak bisa intervensi terlalu jauh untuk kegiatan-kegiatan. Mungkin dari pihak hotel ada strategi bagaimana menggaet tamu supaya bisa menginap di hotelnya,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa selama ini, kegiatan pemerintahan sangat berperan dalam menopang pendapatan hotel. “Memang selama ini kita akui, kegiatan pemerintahan betul-betul mendongkrak (pendapatan hotel),” katanya.

Selain itu, menurut Rudi, ketidakstabilan ekonomi nasional juga turut memperburuk kondisi sektor perhotelan. “Menurut saya, tidak stabilnya keadaan ekonomi sekarang juga ikut berperan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Cahya Samudra, turut menanggapi kondisi ini. Ia mengatakan bahwa dampak dari efisiensi anggaran memang tidak dapat dihindari. Ia menyebut pihaknya telah menerima arahan dari Menteri Dalam Negeri mengenai rencana pengembalian kegiatan-kegiatan pemerintahan ke hotel, dan berharap agar kebijakan tersebut dapat segera dilaksanakan.

“Kalau kita berbicara terkait dampak efisiensi memang tidak bisa kita hindari. Kemarin, sudah dapat arahan dari Pak Mendagri bahwa kegiatan-kegiatan di hotel akan dikembalikan lagi. Dan kita menyikapi dengan positif sajalah. Bagaimanapun ini adalah kebijakan pemerintah. Ketika ada perubahan, semoga bisa segera dilaksanakan,” ujarnya saat diwawancarai, Senin, 16 Juni 2025.

Cahya juga berharap agar kunjungan dinas yang selama ini mendukung sektor pariwisata dan okupansi hotel bisa kembali normal dalam waktu dekat. “Untuk kunjungan dinas yang men-support kegiatan pariwisata dan untuk menggerakkan hunian hotel, semoga bisa pulih kembali,” tambahnya.

Sebagai bentuk tindak lanjut, Cahya menyebut pihaknya telah melakukan evaluasi dan menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya dengan memperkuat kolaborasi antara event-event pariwisata dengan hotel-hotel di Kota Mataram.

“Kami juga kemarin sudah mengevaluasi bahwa kegiatan atau event pariwisata harus berkolaborasi dengan hotel-hotel. Kami juga akan memberikan undangan spesial kepada para penghuni hotel,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa langkah tersebut merupakan bentuk upaya dari Pemkot Mataram untuk menarik minat tamu dan memberikan kesan bahwa mereka dihargai saat berkunjung.

“Jadi event yang dilaksanakan di kalender event Kota Mataram, kita akan memberikan undangan spesial kepada para penghuni hotel. Ini sebagai bentuk insentif. Selama ini kita memang belum melakukan kolaborasi. Jadi setiap event yang dilaksanakan oleh Pemkot Mataram melalui Dinas Pariwisata, kita akan memberikan tiket gratis untuk hadir di event tersebut. Kami juga akan memberikan souvenir dan free gift, itu bentuk insentif supaya tamu semangat,” terang Cahya.

Ia optimistis pendekatan tersebut dapat mendongkrak tingkat okupansi hotel. “Menurut saya, upaya ini akan menaikkan hunian hotel dan akan bisa menaikkan okupansi hotel, pungkasnya.
Lebih jauh, Cahya menuturkan bahwa pihaknya menargetkan puncak kunjungan wisatawan akan terjadi pada bulan Juli, Agustus, dan September mendatang. Kita mengharapkan nanti di bulan Juli, Agustus, September ini jadi puncak tingkat kunjungan wisatawan. Kita harapkan ada perubahan yang positif,” tuturnya.

Menanggapi upaya dari Dinas Pariwisata, Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM), I Made Adiyasa, menyebut bahwa langkah tersebut berpotensi berdampak positif terhadap sektor perhotelan.

Namun demikian, efektivitasnya tetap sangat bergantung pada daya tarik event yang ditawarkan.
“Itu tergantung event-nya seperti apa. Sekarang yang penting adalah apa yang ditawarkan Kota Mataram sehingga orang luar tertarik untuk hadir. Kalau event-nya menarik, tentu akan berdampak pada okupansi hotel. Kalau event-nya seperti Mataram Fair, bisa sangat menarik. Seperti Jakarta Fair, misalnya,” ujarnya saat dihubungi, Senin, 16 Juni 2025.

Adiyasa juga menambahkan bahwa sejauh ini, pihaknya belum menerima informasi rinci terkait event-event yang akan masuk dalam kalender kegiatan resmi Kota Mataram. “Kita juga belum tahu event apa yang masuk dalam kalender itu,” ungkapnya.

Terkait potensi peningkatan kunjungan wisatawan pada triwulan ketiga tahun ini, Adiyasa menilai bulan Juli memiliki prospek cukup menjanjikan karena bertepatan dengan libur sekolah dan adanya event nasional seperti Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas).

Untuk bulan Juli memang ada momen libur sekolah dan Fornas, itu bisa jadi potensi. Kita harapkan bulan Juli bisa terjadi peningkatan signifikan untuk tingkat hunian hotel, ungkapnya. Namun untuk Agustus dan September, ia belum melihat adanya tanda-tanda peningkatan pemesanan kamar hotel.

“Kalau Agustus dan September, sejauh ini belum terlihat. Tapi kita berharap awal Oktober, saat MotoGP digelar, akan ada kenaikan lagi,” tambahnya.

Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa Kota Mataram memiliki potensi besar untuk menggelar event-event besar, mengingat ketersediaan fasilitas dan akomodasi yang sudah memadai.

“Lokasi sudah ada, akomodasi juga tersedia banyak. Tinggal dibuat event-nya selama periode tertentu, misalnya menyambut HUT Kota Mataram. Kalau itu dilakukan, saya yakin dampaknya akan terasa untuk industri hotel,” tutupnya.(hir)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO