Selong (Suara NTB) – Senin, tanggal 16 Juni 2025 Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edy Damansyah bersama dengan Sekretaris Daerah (Sekda) dan sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya menggelar Kunjungan Kerja dan melakukan Penandatanganan Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerjasama Antara Kabupaten Kutai Kertanegara dengan Pemda Lotim tentang Sinergi Pembangunan Antar Daerah. Salah satu fokus kerja samanya di bidang peternakan. Kabupaten Kukar siap menerima berapapun jumlah pedet atau bibit sapi yang dari Lotim untuk diternakkan Kukar.
Kunjungan Bupati Kukar, Edy Damansyah diterima di Ruang Rapat Utama (Rupatama) II Kantor Bupati Lotim langsung oleh Bupati Lotim H. Haerul Warisin, Sekda Lotim H.M. Juaini Taofik dan pimpinan OPD lainnya.
Bupati Kukar Edy Damansyah menjelaskan, Kabupaten Kukar memiliki luas 27,263,10 km. Lautnya 4097 km persegim 192 km persegi masuk IKN. Secara administratif, Kukar terdiri dari 20 kecamatan 193 desa dan dengan jumlah penduduk mencapai 806 ribu jiwa.
Bupati dua periode di Kukar ini menolak sebut daerahnya sebagai daerah kaya raya. Menurutnya, struktur ekonomi Kukar industri ekstraktif, yakni jenis usaha atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pengambilan dan pemanfaatan sumber daya alam secara langsung dari alam. Seperti pertambangan dan galian batu bara. Meski disebut sebagai penopang utama pertanian di Provinsi Kalimantan Timur, namu. Sektor pertanian secara umum di Kukar dianggap masih belum maksimal.
Industri pertambangan merupakan industri yang tidak bisa terbarukan. Pihaknya bertekad di Kabupaten Kukar ini ke depan dapat terbangun sektor yang terus dapat diperbarukan, yakni dengan membangun fondasi beralih ke sektor yang diperbarui, khususnya sumber daya pertanian akan menjadi prioritasnya.
“Sumber daya alam tak terbarukan waktunya akan habis, kami sadar kemajuan daerah harus berbasis pada sumberdaya manusia,” ungkap Edy Damansyah.
Bekerja sama dengan Pemkab Lotim menjadi salah satu pilihan menarik. Dimana, Lotim dikenal sebagai daerah yang cukup bagus dalam pengembangan peternakan.
Selain menerima kiriman sapi, Kukar siap menerima tenaga terampil yang akan mengajari peternaknya teknik budidaya. Disebut, Kukar sebenarnya sudah kerjasama dengan salah satu perguruan tinggi ternama di Jawa. Akan tetapi, yang diajarkan ke peternak hanya teori. Dimana teori ini kerap tidak bersesuaian dengan fakta lapangan
Bupati Edi berharap kuota yang diberikan ke Kutai Kertanegara diperbanyak dan menjalin kerja sama langsung dengan Lotim supaya ada jaminan kuota setiap tahun.
Bupati Lotim, H. Haerul Warisin menegaskan pihaknya siap memenuhi permintaan Kukar untuk mengirim bibit sapi. Lotim katanya merupakan daerah dengan jumlah populasi sapi cukup besar.
Lotim merupakan daerah yang menopang penyediaan daging di daerah daerah yang ada di NTB. Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi NTB ini menyebut, bahkan 70 persen pemenuhan daging di Kota Mataram ini didatangkan dari Lotim.
Kabupaten Lotim menjadi daerah yang aman dari segala jenis penyakit. “Kita clear and clean dari segala macam penyakit, termasuk Penyakit Mulut dan Kuku,” ucapnya.
Pola pemeliharaan sapi di Lotim juga sangat aman dan telah menjadi budaya. Dimana, selain jadi petani langsung sebagai peternak. Peternakan selalu nyambung dengan pertanian. “Beternak sapi ini sudah menjadi budaya masyakarat Lotim,’ sebutnya.
Kepala Dinas Peternakan Lotim H. Masyhur menambahkan, jumlah populasi sapi di Lotim 143.658 ekor. Jumlah itu terus bertambah setiap tahunnya. Rata-rata jumlah bibit sapi di Lotim mencapai 30 ribu ekor setiap tahunnya.
Kukar katanya sangat tertarik dengan Lotim karena fakta peternakan Lotim bebas penyakit. Dibanding daerah lain, Lotim memang cukup terjaga dari serangan penyakit menular pada ternak. Hal ini karena kesiapsiagaan petugas veteriner yang ada di semua desa melakukan pendampingan kepada peternak. (rus)