Mataram (Suara NTB) – Ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah dan Eropa memaksa Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mengalihkan fokus ekspor ke kawasan Asia. Langkah ini diambil guna menjaga stabilitas perdagangan luar negeri di tengah penurunan permintaan global.
Kepala Dinas Perdagangan NTB, Jamaludin Malady, menyampaikan bahwa ekspor ke negara-negara Asia masih berjalan lancar. Beberapa komoditas bahkan sudah berhasil dikirim, termasuk kemiri ke Jepang dan jagung dari Pulau Sumbawa ke sejumlah negara di kawasan tersebut.
“Kalau untuk pasar Asia masih lancar. Baru saja ada ekspor kemiri ke Jepang, dan jagung dari Sumbawa juga sudah diekspor. Meski skalanya belum besar, kami tetap berupaya menjaga pergerakan ekspor,” ujar Jamaludin kepada Suara NTB, Senin, 16 Juni 2025.
Namun, untuk komoditas tambang, NTB masih menghadapi kendala. Ekspor konsentrat dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) belum dapat dilakukan karena pemerintah pusat masih memberlakukan larangan ekspor mineral mentah.
“Keran ekspor konsentrat tambang masih ditutup. Namun, Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, terus melobi pemerintah pusat agar diberikan relaksasi, mengingat smelter pemurnian belum bisa beroperasi maksimal,” jelasnya.
Ketidakstabilan global juga berdampak pada pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) serta eksportir NTB yang selama ini mengandalkan pasar Timur Tengah dan Eropa. Volume impor di kedua kawasan tersebut menurun akibat daya beli masyarakat yang melemah.
“Sekarang kita belum bisa terlalu berharap dari Timur Tengah dan Eropa. Fokus kami saat ini adalah memaksimalkan pasar Asia. Yang penting barang kita tetap bisa keluar negeri untuk menjaga perputaran ekonomi,” tambah Jamaludin.
Selain jagung dan kemiri, NTB juga mengandalkan vanili dan produk kerajinan tangan (handycraft) untuk pasar ekspor. Komoditas-komoditas ini dinilai masih memiliki permintaan stabil dari negara-negara Asia dan sebagian Eropa.
Data Dinas Perdagangan NTB mencatat, sepanjang Januari hingga April 2025, sejumlah ekspor berhasil dilakukan ke Jepang, Tiongkok, India, serta negara-negara ASEAN. Komoditas utama yang diekspor meliputi mutiara, vanili, jagung, dan batu apung.
Jamaludin berharap ketegangan global dapat segera mereda agar pasar-pasar tradisional NTB di Timur Tengah dan Eropa kembali terbuka.
“Harapan kita, situasi global cepat pulih dan damai, supaya pasar utama kita bisa kembali digarap maksimal,” pungkasnya. (bul)