Mataram (Suara NTB) – M. Rijalul Fikri Al Amin, seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) asal Mataram menorehkan berbagai prestasi membanggakan. Pada tahun 2024 lalu, Fikri meraih juara 1 Lomba Pidato Bahasa Inggris (English Speech Contest) Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh UIN Gus Dur Pekalongan. Meski demikian, ia juga tetap mengutamakan prestasi dalam bidang agama.
Fikri sangat bersyukur dan ingin terus berkembang ke depannya dengan raihan prestasi ini. Menurutnya, mengikuti lomba pidato bahasa Inggris sebagai upaya dirinya untuk mengembangkan diri atau self-improvement”. “Menjadikan kegiatan lomba itu sebagai investasi untuk pengembangan skill di masa depan, dan bisa ke depannya menjadi orang dengan kelas internasional,” ujar mahasiswa semester II Program Pendidikan Bahasa Inggris UMJ ini.
Ia juga sengaja memilih studi bahasa Inggris agar ke depannya dapat menjadi pendidik yang memotivasi masyarakat Indonesia untuk terus belajar dan menguasai bahasa asing.
“Kita di era modern saat ini hidup di mana Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional. Maka kita harus menguasai bahasa tersebut agar level kemampuan kita juga internasional dan juga karena bahasa Inggris merupakan pintu masuk (gerbang ilmu) untuk menadapatkan pengetahuan kelas dunia,” pesan Fikri untuk generasi muda.
Fikri juga berhasil menorehkan sejumlah prestasi, antara lain sebagai Ketua Umum ESA (English Student Association) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2024-2025. Ia juga sebagai Partisipant pada National University Debating Competition (NUDC), Kemendikbudristek RI, pada level Regional Universitas se-Jabodetabek 2024.
Di samping itu, ia juga berhasil meraih Peringkat Pertama pada Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2025. Serta terpilih sebagai Alumni Terbaik Diklat “Darul Arqam Dasar” Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat UMJ tahun 2024.
Mahasiswa kelahiran Mataram, 10 Desember 2002 ini berbagi tips sebelum mengikuti lomba. Ia selalu mengupayakan persiapan yang matang secara konsep dan kemungkinan eksekusinya nanti ketika menjalani perlombaan tersebut. “Dikaji lebih dalam dan pematangan diri menjadi aspek fundamental dalam setiap persiapan, khususnya dalam berkompetisi. Saya juga menyesuaikan materi perlombaan dan praktik terus menerus untuk persiapan yang jauh lebih mapan,” ujar Fikri, yang pernah tinggal di Australia, saat SD kelas 3-5 tahun 2010-2013, dan bersekolah di Clovely Park Elementary School di Adelaide South Australia.
Menurutnya, untuk meraih prestasi tidak hanya cukup dengan keberanian. Namun, pembelajaran dan pengalaman terkait bidang tersebut juga mesti dipertimbangkan, kegagalan akan selalu muncul namun usahalah yang tetap dipertahankan.
“Saya tidak menjamin diri saya selalu berhasil tapi saya selalu menginginkan diri saya sendiri untuk terus berusaha. Begitu pun dalam perkuliahan, terkadang salah terkadang berhasil. Fokus pada apa yang kita kuasai dan ketika terasah, lebih besar kemungkinan untuk berhasil di bidang itu,” ujar Fikri.
Fikri juga selalu berupaya menyeimbangkan prestasi akademik dan prestasi agama. Ia merupakan alumni Asrama Riyadhul Huffadz (RH) Ponpes Aziziyah Lombok Barat, dan berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz Al-Qur’an. Ia berbagi tips agar bisa menyeimbangkan prestasi akademik dan agama.
“Menyeimbangkan prestasi akademik dan agama selalu penting, apalagi bicara menyeimbangkan keduanya. Namun, agama selalu menjadi prioritas, terlepas dari perolehan prestasi akademik. Yang menjadi tantangan adalah ketika menjalaninya, maka dari itu, kita mesti bisa mempertimbangkan sejauh mana kapasitas kita agar ibadah tidak lepas juga. Sejauh mana kita mampu manajemen kapabilitas agar mencapai titik keseimbangan yang ideal,” ungkapnya.
Saat ini Fikri masih fokus dalam karier organisasi dan perkuliahan yang stabil. Ia menargetkan mampu menyelesaikan kuliah secara ideal dan berusaha untuk mencari kesempatan yang besar dalam prospek pendidikan maupun karier ke depannya.
“Saya ingin menduduki posisi vital agar dapat mendapatkan pengalaman dan pembelajaran yang lebih intens untuk perkembangan individu yang lebih baik. Harapannya untuk bisa berkancah di dunia internasional nantinya,” pungkas Fikri. (ron)