Mataram (Suara NTB) – Lombok Epicentrum Mall (LEM) Mataram dipastikan menjadi salah satu venue utama dalam perhelatan Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII yang akan digelar di Kota Mataram. Mall terbesar di Nusa Tenggara Barat ini akan menjadi lokasi pelaksanaan sejumlah cabang olahraga non-kontak fisik seperti senam, tari, dan dansa.
General Manager LEM, Salim Abdad, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi intens dengan panitia pelaksana FORNAS untuk memastikan kesiapan venue, baik dari sisi teknis maupun fasilitas pendukung.
“Komunikasi sudah intens, dan sudah hampir pasti 90 persen kegiatan dari cabang olahraga seperti senam, tari, dan dansa akan dipusatkan di LEM. Insya Allah akan didatangi juga oleh pemerintah dari Jakarta, salah satunya ke Epicentrum, karena sebagai pusat UMKM-nya di sini,” ungkap Salim, Senin, 23 Juni 2025.
Ia menegaskan bahwa keterlibatan LEM dalam FORNAS VIII tidak sebatas menyediakan lokasi, melainkan menjadi bentuk dukungan nyata terhadap pengembangan olahraga rekreasi sekaligus pemberdayaan pelaku UMKM lokal.
“Kami menyiapkan fasilitas sesuai kebutuhan teknis yang diminta panitia. Beberapa kegiatan akan berlangsung di area terbuka dengan tenda khusus untuk pertandingan dan stan UMKM, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan mereka,” ujarnya.
Beberapa area di dalam kompleks mall akan dimaksimalkan penggunaannya selama FORNAS berlangsung. Atrium utama, misalnya, akan menjadi lokasi untuk lomba-lomba yang bersifat artistik dan minim kontak fisik seperti tari, balet, dan pertunjukan kreatif lainnya. Sementara itu, area parkir outdoor akan difungsikan untuk menampung tiga tenda utama yang digunakan sebagai arena kegiatan, serta deretan booth UMKM di sisi kanan dan kirinya.
Berdasarkan informasi dari panitia, cabang olahraga yang akan digelar di LEM mencakup senam kebugaran seperti senam massal, aerobik, dan senam kreatif, kemudian langkah dansa mulai dari ballroom hingga modern dance dalam berbagai kategori, serta senam kreasi yang menampilkan gerakan berbasis budaya lokal dan inovasi artistik lainnya.
Ketiga cabang tersebut merupakan jenis olahraga non-kontak fisik yang bersifat rekreasional dan mengedepankan unsur hiburan. Karena itu, pusat perbelanjaan dinilai sebagai lokasi yang tepat untuk menarik partisipasi masyarakat secara luas, termasuk kalangan keluarga yang ingin menonton atau terlibat langsung dalam suasana meriah.
“Sudah dua hingga tiga kali kita meeting dengan mereka dan so far banyak kemajuan. Insya Allah bisa berjalan lancar,” imbuhnya.
Keikutsertaan LEM dalam FORNAS VIII juga menjadi cerminan bahwa pusat perbelanjaan kini telah bertransformasi menjadi ruang publik yang multifungsi. Tidak hanya menjadi tempat transaksi ekonomi, tetapi juga menjadi pusat aktivitas sosial, budaya, dan olahraga yang dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat. (hir)