spot_img
Selasa, Juli 8, 2025
spot_img
BerandaHEADLINEMori Hanafi Desak Pemerintah Pusat Perkuat Fasilitas SAR di NTB

Mori Hanafi Desak Pemerintah Pusat Perkuat Fasilitas SAR di NTB

Mataram (Suara NTB) – Anggota Komisi V DPR RI, Mori Hanafi, mendorong pemerintah pusat untuk segera meningkatkan standar dan kelengkapan sarana evakuasi serta penyelamatan di NTB. Desakan ini disampaikan, menyusul insiden tragis meninggalnya pendaki asal Brasil, Juliana (27), yang jatuh di jurang kedalaman 600 meter menuju puncak Rinjani di kawasan Cemara Nunggal pada Sabtu, 21 Juni 2025 lalu.

Mori menyatakan, dirinya telah memantau langsung proses evakuasi korban. Berdasarkan pantauannya, ada kekurangan fasilitas yang dimiliki Basarnas di wilayah NTB. Termasuk minimnya ketersediaan alat evakuasi modern. Saat ini, secara nasional Indonesia hanya memiliki sekitar 10 helikopter SAR, dan NTB belum memiliki satu pun unit yang siap siaga secara permanen.

“Berangkat dari itu, apa yang terjadi di Rinjani adalah pembelajaran bahwa kejadian ini tidak akan terulang,” ujarnya, Rabu, 25 Juni 2025.

Ia mengatakan, telah menghubungi Sekretaris Utama Basarnas di Jakarta untuk meminta agar NTB segera dipenuhi standar minimum alat-alat SARnya. Mulai dari drone canggih, tali evakuasi, hingga peralatan darurat lainnya.

Meski menyadari bahwa pengadaan helikopter memerlukan biaya besar dan konsekuensi perawatan serta personel yang kompleks, Mori menekankan pentingnya efisiensi dan keberlanjutan.

“Tidak, saya tidak mengatakan seperti itu. Karena pengadaan helikopter bisa saja katakanlah Rp100 miliar tapi setelah itu kan perawatan, pemeliharaan, awaknya harus ada di sini, rumah awaknya, kan repot juga, kita belum kuat,” katanya.

Selain sarana fisik, Mori juga menyoroti pentingnya pemberdayaan masyarakat lokal, khususnya pemandu dan porter di kawasan Rinjani. Ia meminta agar Pemprov NTB bekerja sama dengan Basarnas untuk melatih masyarakat sekitar agar mampu memberikan pertolongan pertama saat insiden terjadi.

“Ini masyarakat sekitar yang menjadi guide swakelola tentunya titik pesan saya agar Pemda dan Pemprov bisa memberdayakan masyarakat lokal, memberikan pengertian, pendidikan bahwa pentingnya pengamanan,” sambungnya.

Ketua Umum KONI NTB ini juga menyoroti polemik dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yang seluruhnya disetor ke pusat dan tidak dialokasikan kembali untuk penguatan fasilitas daerah. Ia menyarankan agar pemerintah pusat mempertimbangkan kebijakan lebih adil demi menjaga keamanan kawasan wisata strategis seperti Rinjani.

“Pusat mohon kebijakanlah untuk menjaga kawasan itu. Cuma kan mungkin sudah, tapi tidak memadai. Jadi kalau bisa saran saya ke Pemerintah Pusat agar semua keselamatan dan standar kepada pendaki dipenuhi, pasti biayanya tidak kecil. Biayanya besar, tapi kan cuma sekali,’’ katanya.

Diberitakan sebelumnya, pendaki asal Brasil Juliana (27) yang terjatuh di Gunung Rinjani ditemukan Tim SAR gabungan sudah dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa (24/6) di kedalaman sekitar 600 meter.

Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi mengatakan, salah satu personel berhasil mencapai lokasi korban di jurang sekitar pukul 18.00 Wita, Selasa kemarin di datum point. ‘’Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban,’’ kata Hariyadi.

Konfirmasi status meninggal dunia diperkuat setelah tiga personel lainnya, menyusul turun dan memastikan kondisi korban. Jenazah kemudian langsung di-wrapping (dibungkus) untuk persiapan evakuasi.

“Menyusul temuan ini, tim SAR yang berada di last known position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat, segera menyiapkan sistem evakuasi,” jelasnya.

Tujuh orang personel melakukan flying camp atau menginap di sekitar lokasi, dengan tiga orang di anchor point kedua (kedalaman 400 meter) dan empat orang lainnya berada di samping korban (kedalaman 600 meter).

Proses evakuasi dilanjutkan pagi hari ini, Rabu, 25 Juni 2025 di mana jenazah rencananya akan diangkat (lifting) terlebih dahulu ke atas (LKP). Kemudian dievakuasi dengan ditandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun.

Selanjutnya, dari Posko Sembalun, jenazah dievakuasi menggunakan helikopter menuju RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut. (era)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO