spot_img
Senin, Juli 14, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK BARAT334 Warga Lombok Barat Diserang DBD, Pemdes Gencarkan PSN

334 Warga Lombok Barat Diserang DBD, Pemdes Gencarkan PSN

Giri Menang (Suara NTB) – Jumlah Kasus DBD di Lombok Barat hingga saat ini lumayan tinggi. Terdapat 334 warga Lobar terjangkit yang bersumber dari gigitan nyamuk Aedes aegypti ini. Mengantisipasi penyebaran DBD ini, pihak dinas ini pun diminta gerak cepat melakukan upaya penanganan. Baik itu upaya promotif, preventif, pemberantasan sarang nyamuk, dan lainnya.

Plt Kadis Kesehatan Lobar Zulkfli menerangkan, tren mingguan kasus DBD ini meningkat pada awal tahun sejak minggu pertama Januari sebanyak 27 kasus, naik menjadi 40 kasus pada minggu kedua, turun jadi 38 kasus dan 20 kasus pada minggu ketiga serta keempat. Jumlah Kasus sempat melandai pada minggu keenam dan ketujuah, dengan delapan sampai sembilan kasus. Namun naik lagi pada minggu kedelapan dan kesembilan hingga 21-25 Kasus.

Kemudian minggu selajutnya, trennya naik turun dari 1 sampai 16 kasus. Pada minggu-minggu terakhir ini jumlah kasus DBD relatif bisa kendalikan dengan jumlah tujuh kasus.

Kalau dilihat sebaran kasus per Puskesmas, Puskesmas Sekotong tertinggi dengan 61 kasus, diikuti Gerung 42 kasus, Kuripan 35 kasus, Narmada 20 kasus, Sigerongan 18 kasus, puskesmas Eyat Mayang 18 kasus, Kediri 16 kasus, Banyumulek 14 kasus, Labuapi 14 kasus, Meninting 14 Kasus.

Selanjutnya puskesmas Pelangan 13 kaus, Sesela 12 kasus, Dasan tapen 11 Kasus, Penimbung 11 Kasus, Lingsar tujuh kasus, Jakem enam kasus, Suranadi enam kasus, Perampuan lima kasus, Sedau tiga, Sigerongan satu, Kuripan satu, Perampuan satu, dan Gunungsari satu kasus. Pihaknya pun sudah melakukan upaya pencegahan di lapangan.

“Sudah dilakukan penyuluhan atau edukasi, penyelidikan epidemiologi dan foging di Dusun yang ada positif DBD-nya,” imbuhnya.

Sementara itu Wakil ketua Komisi IV DPRD Lobar Dr. Syamsuriansyah menyoroti tingginya kasus DBD. Seperti di daerah di tempat tinggalnya di BTN BHP wilayah Labuapi ada empat warga terkena DBD. Ia pun selalu menekankan pada Dikes agar meningkatkan upaya promotif melalui penyuluhan.

“Kelihatannya tidak ada perubahan ini, masak kita nunggu kasus dulu baru ada anggaran,” tegasnya. Jangan sampai, kata dia, anggaran yang sudah ada tidak dipakai untuk turun penyuluhan.

Edukasi perilaku hidup bersih dan sehat harus digencarkan oleh dinas, di tengah tingkat kepedulian warga yang kurang terhadap masalah DBD. Namun kalau sering turun penyuluhan, pasti masyarakat lama-lama akan sadar.

“Ini harus segera diantisipasi, jangan sampai kasus-kasus begini berpengaruh terhadap sektor kunjungan ke Lobar. Ini kan dampaknya kemana-mana,” tegasnya.

Ia pun meminta agar semua puskesmas dipanggil untuk ditekankan soal Penanganan DBD. Sementara itu,

Sementara itu, puluhan warga di Desa Jagaraga Kecamatan Kuripan Lombok Barat terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Menyiapkan itu, langkah cepat dilakukan Pemdes setempat dengan Gerebek pembasmian sarang nyamuk pemicu DBD. Gerebek DBD ini selain bertujuan memberikan pemahaman dan kesadaran pada warga tentang pentingnya hidup bersih dan sehat serta budaya gotong royong. Pemdes juga ingin menyambung silaturrahmi dengan warga masyarakatnya.

Pekan lalu, tim Satgas terdiri dari Kades, perangkat, Kadus, bersama BPD, Lembaga desa dan mahasiswa KKN turun Gerebek DBD ke dusun Adeng. Dusun ini merupakan dusun ke lima dari tujuh dusun yang telah digerebek DBD. Tim Satgas bersama warga turun membersihkan rumah-rumah, selokan dan tempat genangan yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Satgas juga menyosialisasikan ke warga agar paham dan sadar akan kebersihan rumah serta lingkungan agar terhindar dari penyakit termasuk DBD.

Kades Jagaraga Muhamad Hasyim menerangkan gerakan Gerebek PSN DBD ini dilakukan sebagai upaya mitigasi atau pencegahan menyebar luasnya kasus DBD yang banyak menjangkiti warganya. Pasalnya dari data yang dihimpun desa, terdapat 30 orang Warga terkena DBD sejak awal tahun hingga saat ini. “Ada sekitar 30 orang Warga kami terkena DBD. Karena keluhan warga terkait DBD ini, sehingga ini menjadi dasar kami turun (Gerebek DBD),” tegas Hasyim.

Pihak desa sendiri dari awal sudah menganggarkan di APBDes terkait pola hidup sehat. Salah satu kegiatan yang dilakukan Pemdes menindaklanjuti DBD ini, pihaknya turun sosialisasi tentang PSN. Dalam kegiatan sosialisasi itu, Pihaknya kerja sama dengan Puskesmas Kuripan untuk turun bersama ke masyarakat tiap hari Kamis. “Kita bentuk Satgas untuk kegiatan Gerebek DBD,” kata dia.

Setelah dilakukan sosialisasi, Satgas Pemdes ini turun Gerebek DBD yang telah menyasar lima dusun di antaranya dusun Lamper, Tambang Eleh, Bremi, Dasan Geres, dan Adeng. Sedangkan dua dusun menyusul, yakni Karang Bucu dan Tegal.

Upaya ini terang Hasyim bertujuan sebagai upaya pemdes menumbuhkan budaya gotong royong atau Jumat bersih di tengah masyarakat. Selain itu, ini bentuk silaturahmi Pemdes dan unsur desa lainnya untuk edukasi masyarakat secara langsung. Tim turun langsung ke rumah warga, melihat kebersihan, ada tidak genangan dan lainnya. Jika ada rumah yang kotor atau genangan, itu dibersihkan.

“Karena banyak temuan dari Gerebek PSN DBD yang kami lakukan, banyak warga belum tahu. Dikira DBD itu penyebabnya ada diselokan saja, kenyataan yang kami temukan banyak genangan yang tidak didasari warga, sehingga kami berikan edukasi secara langsung,” bebernya.

Kegiatan ini pun mendapatkan respons positif dari masyarakat. Sehingga mereka pun ikut turun. Sekaligus ia juga memanfaatkan itu untuk mendengar keluhan warga dari rumah ke rumah. Harapannya, pihak OPD agar kegiatan ini dilakukan lebih gencar untuk pencegahan sebab di desanya jadi langganan DBD tiap tahunnya. Sejauh ini sudah ada SE dari Dikes, tapi jauh-jauh hari desa sudah turun melakukan pencegahan.

Sementara itu, Ketua BPD Muzawir yang ikut turun gerebek DBD mendukung kegiatan pemdes ini sebab dinilai sangat positif dalam pencegahan.

“Kami dari BPD mendukung pemdes, kita jauh-jauh hari pada forum rapat meminta pemdes menggalakkan budaya gotong royong, karena salah satu penyebab timbulnya DBD ketidakbersihan lingkungan,” imbuhnya.

Masukan BPD pun direspons cepat oleh Kades untuk turun gotong royong dan gerebek DBD. Langkah ini juga dilakukan agar budaya gotong royong yang hampir punah tetap dilestarikan di tengah masyarakat. (her)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO