spot_img
Senin, Juli 14, 2025
spot_img
BerandaPENDIDIKANBeri Pelatihan Diversifikasi Produk, Tim Unram dan Inkes Yarsi Mataram Dampingi Koperasi...

Beri Pelatihan Diversifikasi Produk, Tim Unram dan Inkes Yarsi Mataram Dampingi Koperasi Peternakan “Tunas Ridho Illahi” Lakukan Inovasi Permen Susu Kambing Perah

Mataram (Suara NTB) – Tim Pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Mataram (Unram) dan Institut Kesehatan (Inkes) Yarsi Mataram melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian itu berupa pelatihan diversifikasi produk melalui inovasi permen susu kambing perah pada Koperasi Peternakan “Tunas Ridho Illahi” sebagai pangan pendamping bergizi bagi ibu hamil dan balita.

Kegiatan pengabdian diawali studi awal di lokasi pengabdian yaitu Koperasi Peternakan “Tunas Ridho Illahi” di Jalan Peternakan Rakyat No.1, Desa Wanasaba Lauk, Lombok Timur, Provinsi NTB pada 5 Juli 2025. Pelaksanaan pengabdian dari 25 Juni 2025 sampai dengan awal Desember 2025.

Tim Pengabdian kepada masyarakat dari Unram dan Inkes Yarsi Mataram saat melaksanakan kegiatan pengabdian Diversifikasi Produk melalui inovasi Permen Susu Kambing Perah pada Koperasi Peternakan “Tunas Ridho Illahi”, Sabtu, 5 Juli 2025. (Suara NTB/ist)

Tim Pengabdian Unram dan Inkes Yarsi Mataram ini terdiri dari Ketua Tim yaitu Dr. Lalu Unsunnidhal, S.Pt., M.Biotech., dari Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram. Anggota tim pengabdian yaitu Raudatul Jannah, S.Pd., M.Imun, dari Program Studi Kebidanan, Inkes Yarsi Mataram, dan Made Gendis Putri Pertiwi, S.Si., M.Sc., dari Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram.

Lalu Unsunnidhal menjelaskan, koperasi ini terdiri dari gabungan kelompok peternak sapi dan kambing perah dari tiga kecamatan, yaitu Aikmel, Wanasaba, dan Pringgabaya. Koperasi ini tidak hanya fokus pada pembibitan dan penggemukan sapi potong, tapi juga memiliki usaha budi daya ternak kambing perah yang menghasilkan susu segar. “Potensi utama koperasi terletak pada pengolahan susu kambing perah yang melimpah, tapi belum dimanfaatkan secara optimal dalam produk diversifikasi,” ujarnya.

Kegiatan pengabdian ini bertujuan mendukung Koperasi Peternakan “Tunas Ridho Illahi” dalam melakukan diversifikasi produk melalui inovasi pembuatan permen berbahan dasar susu kambing perah. Produk inovasi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan pendamping yang bernutrisi tinggi bagi ibu hamil dan balita di NTB, yang masih menghadapi tantangan kasus gizi buruk dan stunting. Pembuatan Produk Inovasi tersebut meniru metode pembuatan yang berhasil dilaksanakan untuk Permen Madu Trigona yang telah dilaksanakan oleh Tim Pengabdian sebelumnya.

Penelitian dan pengembangan intensif diperlukan untuk menemukan formulasi optimal, mulai dari pemilihan bahan, teknik pengolahan, hingga pengukuran standar gizi. Proses ini telah dilaksanakan oleh Lalu Unsunnidhal dan Made Gendis Putri Pertiwi melalui serangkaian riset internal di Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri dan Hibah Pengabdian. Hasil riset dan metode pada hibah pengabdian tersebut dijadikan acuan dalam pelatihan intensif kepada tim koperasi, agar mereka mampu memproduksi permen susu kambing perah dengan konsistensi mutu dan keamanan yang tinggi.

“Indikator keberhasilan dari solusi ini adalah tercapainya target produksi minimal 300 buah permen susu kambing perah oleh Koperasi Peternakan ‘Tunas Ridho Illahi’ yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar sekaligus meningkatkan nilai tambah produk peternakan lokal,” harapnya.

Solusi kedua menyentuh aspek kemasan, di mana desain yang higienis dan menarik menjadi kunci untuk membangun kepercayaan dan memikat konsumen, terutama ibu hamil dan balita. Bersama tim koperasi, Lalu Unsunnidhal yang juga Auditor Sertifikasi Halal LPPOM MUI NTB dan Ketua Tim Pengbadian melakukan pendampingan dalam merancang kemasan yang tidak hanya menonjolkan unsur keamanan dan kebersihan, tetapi juga memperlihatkan identitas produk serta informasi nilai gizi yang akurat.

Pemilihan bahan kemasan yang aman, mudah dibuka, dan mampu menjaga kualitas permen susu kambing perah sangat diutamakan. Kemasan juga dilengkapi label yang informatif tentang cara konsumsi dan kandungan nutrisi, sehingga memudahkan konsumen dalam pengambilan keputusan berbasis pengetahuan.

“Indikator capaian untuk solusi ini adalah tersedianya 30 bungkus permen susu kambing perah dengan desain kemasan inovatif, berstandar keamanan pangan, dan selaras dengan preferensi pasar target,” ujar Lalu Unsunnidhal.

Di samping itu, guna mengatasi tantangan pemasaran produk baru di tengah pasar yang kompetitif, strategi edukasi gizi dan promosi dilakukan secara intensif oleh tim pengabdian. Raudatul Jannah yang merupakan Anggota Tim Hibah Pengabdian yang memiliki keahlian di bidang gizi dan promosi kesehatan memimpin penyusunan materi seminar serta pelatihan publik untuk memperkenalkan permen susu kambing perah.

Kegiatan ini mencakup penjelasan komprehensif mengenai kandungan nutrisi, keunggulan kesehatan, dan perbedaan produk ini dibandingkan produk sejenis. Selain itu, Koperasi Peternakan “Tunas Ridho Illahi” berkolaborasi dengan komunitas ibu hamil dan balita, penyuluh kesehatan, serta memanfaatkan platform digital (misalnya, webinar dan media sosial) untuk memperluas jangkauan pemasaran.

Dalam kegiatan ini, disasar lokasi-lokasi strategis seperti taman kota, tempat wisata, dan pusat layanan kesehatan (puskesmas) di daerah berisiko stunting di NTB. Indikator keberhasilan solusi ini adalah terjualnya 30 bungkus (tiap bungkus berisi 10 permen) dengan kemasan inovatif dan higienis, menunjukkan bahwa permen susu kambing perah dapat diterima pasar sekaligus berpotensi meningkatkan status gizi ibu hamil dan balita di wilayah sasaran.

Pendekatan dan penerapan teknologi dalam pengabdian ini dirancang kolaboratif antara tim dosen, dua mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Mataram, dan Koperasi Peternakan “Tunas Ridho Illahi.” Setiap kegiatan mencakup kunjungan lapangan yang berfungsi memperkuat komunikasi, mengidentifikasi kendala teknis, serta memantau capaian di setiap tahapan.

Total kunjungan tim pengabdian berjumlah sepuluh kali, terdistribusi sepanjang tujuh kegiatan utama, yaitu Koordinasi Awal antara Tim Pengabdian dan Koperasi Peternakan “Tunas Ridho Illahi”, Pelaksanaan Produksi Diversifikasi Produk melalui Inovasi Permen Susu Kambing Perah, Pelatihan Produksi Intensif Permen Susu Kambing Perah, Desain Kemasan Inovatif dan Higienis, Seminar dan Edukasi Gizi, Pelaksanaan Produksi Mandiri dan Pemasaran Produk melalui Platform Digital, dan Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan.

Evaluasi pelaksanaan dilakukan sejalan dengan tiap kunjungan, di mana indikator keberhasilannya mencakup volume produksi yang tercapai, hasil penjualan, kestabilan mutu, serta penerimaan konsumen terhadap permen susu kambing. Jika indikator ini menunjukkan tren positif, koperasi didorong meningkatkan kapasitas produksi atau melakukan perluasan pasar. Penyesuaian produk, baik dari sisi rasa maupun kemasan, juga dapat dilakukan berkelanjutan sesuai hasil diskusi dan umpan balik pembeli.

“Program ini menjadi berpeluang besar untuk dilanjutkan oleh koperasi secara mandiri, terlebih setelah adanya penyusunan SOP, modul pelatihan, dan promosi digital yang terpadu,” pungkas Lalu Unsunnidhal. (ron)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO