spot_img
Selasa, Juli 15, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIGapasdap Lembar Pastikan Kapal di Selat Lombok Layak Operasi

Gapasdap Lembar Pastikan Kapal di Selat Lombok Layak Operasi

Giri Menang (Suara NTB) – Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) Cabang Lembar menegaskan bahwa seluruh kapal penyeberangan yang beroperasi di lintasan Selat Lombok dalam kondisi laik laut dan aman untuk berlayar.

Pernyataan ini disampaikan Ketua Gapasdap Lembar, Firman Dandy, menyusul insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu, 2 Juli 2025 malam, yang menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap keselamatan pelayaran di wilayah sekitar.

Firman menekankan bahwa aspek keselamatan menjadi prioritas utama dalam operasional kapal di Selat Lombok. Ia memastikan seluruh kapal telah menjalani perawatan rutin, diawaki kru profesional, serta dilengkapi sistem manajemen keselamatan yang memadai. “Kondisi cuaca saat ini tergolong aman untuk pelayaran. Memang usia armada menjadi perhatian, tetapi semua kapal selalu dirawat dengan baik dan diawaki oleh tenaga yang kompeten,” ujarnya, Minggu, 6 Juli 2025

Menurutnya, kelayakan kapal dicek secara berkala oleh otoritas pelabuhan. Kapal yang tidak memenuhi standar keselamatan tidak akan mendapat izin berlayar. “Tidak ada kapal yang bisa beroperasi tanpa lolos pemeriksaan. Semua kapal yang berlayar telah dinyatakan laik laut oleh Syahbandar,” tambahnya.

Firman menjelaskan bahwa keselamatan pelayaran ditentukan oleh tiga unsur utama, yakni kondisi kapal, kualitas sumber daya manusia (SDM) atau kru, dan sistem pengawasan. Ketiga faktor ini harus berjalan seimbang untuk menjamin keamanan pelayaran. “Kalau hanya ada kapal dan kru, tapi tidak ada pengawasan dari regulator, maka keselamatan akan berisiko,” tegasnya.

Saat ini, Gapasdap Lembar membawahi sekitar 26 koperasi pengelola kapal penyeberangan, dengan sekitar 15 kapal yang beroperasi setiap hari di lintas Selat Lombok. Seluruh kapal ini berada di bawah pengawasan ketat otoritas pelabuhan, mulai dari pemeriksaan kondisi kapal, kru, hingga kelengkapan alat keselamatan.

Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali diketahui terjadi sekitar pukul 23.35 WIB saat kapal dalam perjalanan dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Bali. Hingga Sabtu pagi, 5 Juli 2025, dari total 65 orang dalam manifest, 36 orang telah ditemukan, terdiri dari 30 selamat dan 6 meninggal dunia. Sebanyak 29 orang lainnya masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.

Gapasdap Lembar berharap kejadian serupa tidak terjadi di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat. Firman menegaskan pentingnya sinergi antara operator kapal dan regulator dalam menjaga standar keselamatan. “Kami semua berkomitmen agar keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas utama,” tutupnya. (bul)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO