Giri Menang (Suara NTB) – Kasus kekerasan anak dimana didalamnya terdapat pernikahan anak di Lombok Barat (Lobar) menjadi sorotan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia. Menyusul masih tingginya angka pernikahan anak ini. Hal ini pun mendapatkan respons serius dari Wakil Bupati (wabup) Lobar Hj. Nurul Adha. Ia meminta semua pihak baik OPD, desa hingga masyarakat bisa berperan dalam persoalan ini.
Wabup, menegaskan pernikahan dini menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kasus stunting dan kemiskinan di Bumi Patut Patuh Patju. “Hal ini harus menjadi atensi bersama,”kata Wabup kemarin.
Dikatakan, kalaupun ada atensi Kementerian terhadap kasus ini di Lobar, tentu harus ditanggapi positif. Mungkin kata dia, memang kenyataannya seperti itu, sehingga hal ini pun harus ditangani serius secara bersama-sama.
Diakuinya, di Lobar sudah mempunyai Gerakan Anti Merarik Kodeq (GAMAK). Gerakan ini pun akan dihidupkan lagi. ‘’Insyaallah, GAMAK ini kita hidupkan lagi untuk pencegahan stunting,’’ terangnya.
Dinas PMD diminta menggerakkan desa untuk Gamak. Ia juga mendorong Dinas Dikbud terlibat dalam edukasi. Para guru harus punya semangat dan tanggung jawab terlibat terhadap harapan lama sekolah.
Dengan semangat guru yang terluar pada anak-anak pasti akan menambah semangat anak sekolah. Tidak mengambil keputusan cepat untuk menikah di usia anak. “Jadi banyak lintas sektor yang harus kita libatkan dalam gerakan Anti merarik Kodek atau Gamak,”imbuhnya.
Kalau melihat dampaknya, resiko stunting itu karena pasangan yang belum siap dari sisi berbagai aspek baik reproduksi dan ekonomi. Praktik pernikahan usia muda berdampak langsung pada rendahnya kualitas kesehatan dan ekonomi keluarga.
“Pernikahan dini bukan hanya melanggar hak anak, tetapi juga menjadi pemicu berbagai masalah sosial, termasuk stunting dan kemiskinan,” Ucapnya. Untuk diketahui, bahwa anak yang menikah di usia dini cenderung mengalami keterbatasan dalam mengakses pendidikan dan peluang ekonomi, sehingga memperbesar risiko kemiskinan yang berujung pada masalah kesehatan seperti stunting pada anak-anak mereka. (her)