spot_img
Rabu, November 12, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TIMURBudidaya Kopi Arabika Sembalun Bumbung Dinilai Lebih Menjanjikan dari Bawang Putih

Budidaya Kopi Arabika Sembalun Bumbung Dinilai Lebih Menjanjikan dari Bawang Putih

Selong (Suara NTB) – Komoditas kopi, khususnya jenis Arabika, di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, dinilai jauh lebih menjanjikan dan berprospek cerah dibandingkan dengan budidaya bawang putih yang selama ini dikenal. Komoditas baru andalan ini dianggap mampu mendatangkan pendapatan yang lebih besar bagi warga.

Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala Desa Sembalun Bumbung, H. Sunardi menjawab Suara NTB, Selasa, 28 Oktober 2025.”Kopi ini memang menjadi andalan baru bagi warga Sembalun Bumbung. Lebih menjanjikan jelas dibandingkan bawang putihnya karena jangka panjang. Beda dengan bawang putih, ‘mampus’ kita kalau gagal panen. Lebih baik tanam kopi,” ujarnya dengan tegas.

Letak geografis Desa Sembalun Bumbung yang berada pada ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl) dinilai sangat ideal untuk budidaya kopi Arabika. Kesesuaian lahan ini telah mendorong petani untuk merasakan manfaat besar, sehingga hampir semua lahan tidak luput dari tanaman kopi.

“Semua sekarang bergerak tanam kopi. Hampir 50 persen dari 2,5 ribu kepala keluarga yang ada di 15 dusun di Sembalun Bumbung menanam kopi. Bahkan, masyarakat menanam kopi di halaman rumahnya,” papar Sunardi.

Adapun total lahan kopi di desa tersebut diperkirakan mencapai sekitar 1.000 hektar lebih, yang sering kali digabungkan dengan tanaman sela seperti alpukat. Untuk mengelola potensi ini, telah terbentuk setidaknya 20 kelompok petani kopi.

Dari sisi harga, kopi asal Sembalun Bumbung menunjukkan nilai yang fantastis. Harga biji kopi yang telah melalui proses roasting (penyangraian) bisa mencapai Rp 200.000 per kilogram. Hasil produksi kopi masyarakat banyak dijual kepada pengepul dan pelaku usaha kopi yang semakin bermunculan di kawasan Sembalun.

Yang membanggakan, produk kopi Sembalun Bumbung telah menembus pasar ekspor. “Banyak produk kopi yang dari Sembalun Bumbung ini dipasarkan ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, serta Australia,” tambah Sunardi.

Keunggulan lain yang disebutkan adalah siklus panen kopi yang lebih sering dan tidak terlalu tergantung pada musim, berbeda dengan bawang putih yang sangat rentan terhadap cuaca dan memiliki risiko gagal panen yang tinggi.

Sementara itu, desa tetangga yaitu Sembalun Lawang, disebutkan masih memiliki banyak petani yang bertahan dengan budidaya bawang putih. Pergeseran fokus ke komoditas kopi di Sembalun Bumbung ini menandai babak baru perekonomian warga yang diyakini lebih berkelanjutan dan menguntungkan. (rus)

IKLAN











RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO