Selong (Suara NTB) – Bupati Lombok Timur (Lotim), H. Haerul Warisan, secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat karena dinilai sering meninggalkan daerah. Kepergiannya disebut semata-mata untuk mempercepat pembangunan dengan menjemput program dan anggaran dari Pemerintah Pusat.
“Saya minta maaf kepada masyarakat,” ucap Bupati yang akrab disapa H. Iron ini, Jumat, 1 November 2025 kepada Suara NTB. Langkah intensif mendatangi para menteri di Jakarta ini dilakukan dalam rangka akselerasi pembangunan daerah, terlebih dalam kondisi fiskal Lotim yang sedang melemah.

Dia mengungkapkan, dana transfer pusat yang dijanjikan untuk tahun 2026 mendatang dipangkas hingga Rp327 miliar. Jumlah ratusan miliar tersebut dinilai sangat signifikan bagi kas daerah.
“Seluruh daerah juga berebut mencari simpati pusat. Bupati Lotim tidak mau ketinggalan,” tegasnya.

Menurut H. Iron, salah satu kebahagiaan terbesar sebagai kepala daerah adalah ketika lobinya membuahkan hasil. Beberapa keberhasilan yang telah diraih antara lain penataan Kawasan Wisata Ekas Buana dan upaya pengembalian sebagian kepesertaan PBI JK (Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan) dari APBN yang sebelumnya terpangkas.
Kejar Program, Siapkan Lahan
Bupati menjelaskan strateginya dengan “mendekat ke Pusat untuk menjemput program”. Dia mencontohkan komitmen daerah untuk menyediakan lahan seluas 6 hektare guna merebut program “Sekolah Rakyat” dari pemerintah pusat.
“Sekolah rakyat ini untuk rakyat miskin, untuk anak miskin, anak-anak putus sekolah, anak-anak yang ditinggalkan meninggal oleh orang tuanya, atau ditinggalkan orang tuanya kerja ke luar negeri sebagai TKI/TKW,” paparnya.

Di sekolah tersebut, negara akan menanggung seluruh kebutuhan anak, mulai dari disiplin, pakaian, hingga makanan. “Mereka akan diperhatikan oleh negara,” imbuhnya.
Salah satu pemotongan anggaran yang disesalkan Bupati adalah Dana Bagi Hasil (DBH) Cukai Hasil Tembakau (CHT). DBH CHT untuk Lotim disebutnya dipotong hingga 50 persen, dari sebelumnya lebih dari Rp100 miliar menjadi hanya Rp50 miliar. “Kan sakit itu,” ujarnya.
Padahal, Lombok Timur merupakan kabupaten dengan luas petani tembakau terbesar di Nusa Tenggara Barat, menyumbang hampir 60 persen dari total produksi tembakau di provinsi tersebut. “Jadi wajar kalau kita diberikan sampai dengan 100 lebih miliar,” tandasnya.

Untuk mengejar kekurangan anggaran tersebut, dia menyatakan harus datang langsung ke kementerian terkait untuk menyampaikan proposal kebutuhan daerah, seperti pembangunan irigasi, jalan usaha tani, dan perbaikan jalan rusak.
“Tentu uangnya dari mana? Di luar APBD yang kita terima, ya dari pusat, dari kementerian. Nah, itulah sebabnya saya banyak ke Jakarta untuk menjemput program,” jelas H. Iron.

Dia berharap usahanya dikabulkan dan pemerintah pusat memberikan perhatian lebih. Dia juga menegaskan bahwa untuk membuka akses komunikasi awal dengan para pejabat eselon I di kementerian, diperlukan kerja keras dari pimpinan daerah. Setelah komunikasi terbangun, proses administrasi selanjutnya bisa dilanjutkan oleh para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD).
Lobi Hadirkan Sekolah Garuda di Lotim
Salah satu upaya lobi yang dilakukan Bupati adalah, menghadirkan sekolah Garuda di Lotim. Hal ini sebagai wujud komitmennya dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Langkah strategis ini diharapkan dapat membawa dampak signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di daerah tersebut.
Guna mematangkan usulan ini, Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, secara langsung memimpin proses peninjauan ke dua calon lokasi di Kecamatan Lemor dan Gunung Malang pada Jumat (31/10). Setelah peninjauan lapangan, diskusi bersama tim dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dilanjutkan di Ruang Kerja Bupati.
Bupati Haerul Warisin menegaskan komitmen pemda untuk mendukung penuh proyek nasional ini. “Keputusan ada di pusat. Yang jelas kita sudah usulkan dua lokasi. Menurut saya, ini lokasi sangat menarik. Ada sisi positif, ada sisi negatif, ini yang akan kita sempurnakan,” tegas Bupati.
Dukungan atas usulan Lotim disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kemendiktisaintek, Ahmad Najib Burhani. Ia menyampaikan apresiasi dan menyebut Lombok Timur sebagai calon lokasi yang sedang dicari untuk pengembangan sekolah Garuda di Indonesia Timur.
“Kita memang sedang mencari, terutama di Indonesia Timur, dan salah satunya yang belum ada adalah di daerah NTB. Belum ada sekolah Garuda baru dan juga belum ada sekolah Garuda transformasi. Karena itu kita berterima kasih kepada Pak Bupati atas usulannya,” ujar Najib.
Najib menyebut situasi mengkaji dua lokasi yang diusulkan sebagai “selection headache” atau pilihan yang sulit. Kedua lokasi dinilai strategis karena berdekatan dengan jalan raya dan memenuhi syarat utama ketersediaan lahan minimal 20 hektare, meski masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.
“Yang terpenting dalam kaitannya dengan pembangunan ini adalah kolaborasi dari pemerintah daerah, provinsi, dan kami. Kalau prosesnya dapat dukungan yang baik, semua akan lancar dan cepat,” tegasnya.
Najib menambahkan, jika semua proses berjalan lancar, pembangunan fisik direncanakan dimulai pada tahun 2026. Dengan demikian, sekolah tersebut ditargetkan sudah dapat beroperasi untuk penerimaan murid baru pada tahun 2027.
“Untuk tahun 2025 ini kita ada 4 lokasi yang kita bangun. Dan 2026 nanti InsyaAllah akan ada tambahan, salah satunya di NTB ini, di Lombok Timur,” jelasnya.
Sementara dari sisi teknis, Muhamad Fajar Subkhan, tim pakar dari Politeknik Negeri Malang yang turut dalam penilaian, memaparkan aspek kelayakan yang dikaji. Fokusnya adalah pada legalitas tanah dan kelayakan teknis di
.
“Intinya kami ingin clear and clean-nya tanah, baik dari sisi legalitas maupun aspek teknis,” ujar Fajar. Ia juga menekankan bahwa lokasi ideal adalah yang sudah siap bangun, memiliki luasan memadai, serta didukung sarana prasarana pendukung seperti listrik dan air, mengingat SMA Unggul Garuda akan berbasis asrama.
Dengan selesainya proses peninjauan dan diskusi, langkah selanjutnya adalah menunggu hasil kajian mendalam dari tim pusat untuk menentukan lokasi final pembangunan SMA Unggul Garuda di Lotim. (rus/*)


