Mataram (Suara NTB) – Dalam sebuah wawancara eksklusif, salah satu tim riset, Dr. Tamara Jackson dan pemimpin proyek Agriculture for Tourism (AG4T) Nusa Tenggara Barat (NTB) Prof. Ir. Sri Widyastuti, M.App.Sc., Ph.D. berbagi wawasan mendalam mengenai inisiatif yang didukung oleh Pusat Penelitian Internasional Australia (ACIAR). Proyek ini bertujuan untuk mengintegrasikan sektor pertanian dan pariwisata guna memperkuat komunitas petani di Indonesia.
Dr. Tamara Jackson, salah satu tim riset dari University of Adelaide menjelaskan gambaran umum proyek AG4T yang berada di bawah naungan ACIAR, sebuah badan pemerintah Australia. “Proyek ini bertujuan untuk menjalin hubungan dan kolaborasi yang lebih baik antara sektor pariwisata dan pertanian untuk menjadikan komunitas petani lebih tangguh dalam jangka panjang,” ujar Tamara ketika diwawancarai Humas Unram pada Senin 27 Mei 2024. Meskipun proyek ini mencakup wilayah luas seperti NTB, Bali, dan Manado, fokus khusus yang diberikan pada Pulau Lombok berlokasi di kawasan Mandalika. “Kami mencoba fokus di Mandalika karena merupakan pusat pariwisata dan untuk petani termasuk petani di sekita Lombok,” jelas Prof. Widy sebagai pemimpin proyek AG4T di NTB.
Di samping itu, Tamara juga menyampaikan tantangan utama yang dihadapi dalam mengintegrasikan dua sektor yang berbeda, yakni sektor pertanian dan pariwisata. “Menurut saya kedua sektor tersebut saling berdampingan tetapi tidak benar-benar terintegrasi, tidak bekerja secara kolaboratif. Jadi ini adalah salah satu tujuan utama proyek, namun juga bisa menjadi tantangan karena orang tidak terbiasa bekerja sama,” tuturnya.
“Tujuannya adalah semacam kerja sama antara sektor pariwisata dan pertanian yang berbeda, untuk melihat bagaimana mereka dapat bekerja sama secara kolaboratif untuk memastikan petani kecil dapat terlibat dalam rantai nilai pariwisata dan juga untuk mengambil pelajaran yang dapat diterapkan di lokasi lain. Kami ingin menggunakan proyek ini sebagai model proses yang dapat diterapkan di lokasi lain,” imbuhnya.
Proyek AG4T diusulkan berlangsung selama lima tahun. Prof. Widy menjelaskan bahwa tahun pertama akan difokuskan pada engagement, diikuti dengan pengujian model, implementasi, dan pengujian berulang hingga menemukan model yang sesuai. Tamara menambahkan bahwa pada tahap awal, proyek akan banyak memahami sistem selama survei dan memahami siapa pemangku kepentingan, siapa yang harus dilibatkan, sebelum menentukan rantai nilai yang akan dianalisis dan diintervensi.
Pada saat ini, proyek ini melibatkan beberapa universitas seperti Universitas Mataram, Universitas Udayana, Universitas Samratulangi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), University of Adelaide dan University of Queensland. “Kami belum memiliki bisnis spesifik yang terlibat karena tahap pertama adalah pencarian fakta dan pemahaman dasar,” jelas Tamara. Dalam tahap selanjutnya, pemangku kepentingan lainnya akan dilibatkan ke dalam proyek ini.
Tamara menekankan bahwa proyek ini adalah tentang kolaborasi antara mitra-mitra Australia, dengan universitas memimpin di lokasi. “Mereka bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek di lokasi tersebut,” tambahnya. Proyek ini diharapkan dapat menciptakan komunitas petani yang lebih Tangguh dan terlibat dalam sektor pariwisata. “Pada akhirnya, komunitas petani dapat menjadi lebih Tangguh dan terhubung dengan sektor pariwisata,” kata Tamara.
Melalui proyek AG4T, diharapkan dapat membangun hubungan yang kuat dan jaringan lokal yang berkelanjutan. “Kami berharap sektor pariwisata menyadari bahwa ada nilai lebih jika mereka bekerja sama dengan petani lokal. Dan bagi para petani, mereka dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kami juga berharap kedua sektor ini dapat bekerja secara otomatis setelah proyek selesai dan hubungan ini dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bahkan selamanya,” ungkap Prof. Widy.
Tamara menambahkan, “Ini adalah awal dari proyek ini, jadi masih dalam tahap pekerjaan dasar. Saya pikir proyek ini harus ditindaklanjuti sehingga akan ada banyak hal yang terjadi dan banyak output yang dihasilkan dari berbagai kegiatan yang akan dilakukan di tahun-tahun mendatang.” Dengan visi jangka panjang ini, proyek AG4T berambisi menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi komunitas petani dan sektor pariwisata di Indonesia. (ron/*)