Mataram (Suara NTB) – Sejumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) di NTB menunjukkan kesungguhan dalam menjalankan program vokasi melalui pembangunan fasilitas pendukung program tersebut. Dengan adanya fasilitas memadai untuk program vokasi, maka siswa akan lebih mudah dalam latihan praktik vokasi. Dengan begitu, tujuan program vokasi untuk meningkatkan keterampilan siswa akan lebih mudah terwujud.
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Dr. Hj. Eva Sofia Sari, S.Pd., M.Pd., melakukan kunjungan ke SLBN 1 Sumbawa pada Jumat, 6 September 2024.
Ia meninjau sejumlah fasilitas pendukung program vokasi di SLBN 1 Sumbawa, seperti green house, rumah jamur, dan rumah produksi batik. SLBN 1 Sumbawa menjalankan program vokasi pertanian, perikanan, membatik, tata boga, dan tata kecantikan.
“Tentunya sangat memuaskan ya karena makin banyak SLB yang vokasinya maju pesat,” ujar Eva mengapresiasi fasilitas program vokasi yang dimiliki SLBN 1 Sumbawa tersebut.
Adanya fasilitas memadai tersebut menunjukkan kesungguhan SLB dalam program vokasi. Eva menekankan, fasilitas itu juga memudahkan siswa ketika melakukan praktik vokasi di masing-masing bidang yang dilatih.
Melalui program vokasi itu, para siswa memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman untuk kehidupannya. “Dengan pengetahuan dan pengalaman yang didapat saat bersekolah, siswa diharapkan bisa mengimplementasikannya di masyarakat secara mandiri setelah selesai atau tamat sekolah,” ujar Eva.
Terkait pendidikan vokasi di SLB, pihaknya akan fokus bekerja sama dengan mitra terkait seperti SMK dan pihak Industri dan Dunia Kerja (Iduka). SLB vokasi mengacu pada kurikulum SLB yang lebih menekankan pada pendidikan keterampilan. Eva menyampaikan, dengan adanya keterampilan tersebut, para siswa bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.
Guru SLB dilatih vokasi di SMK. Salah satunya dengan pemagangan guru SLB di SMK. Di samping itu, pihaknya menggandeng dan memperluas kerja sama dengan pihak industri, agar karya SLB vokasi tidak sekadar jadi bahan belajar tetapi bisa diproduksi dan dipasarkan. “Jadi bukan hanya sekadar teori tapi juga dapat diaktualisasikan atau diwujudkan agar bisa dinikmati masyarakat luas,” harap Eva.
Menurut Eva, ada 20 item keterampilan ditawarkan Direktorat Pendidikan Khusus terkait SLB vokasi. Namun, sekolah hanya mengakomodir keterampilan yang sesuai dengan keadaan sekolah dan kebutuhan siswanya.
Kurikulum SLB memang diarahkan ke vokasi, tidak hanya untuk SLB negeri, tetapi juga SLB swasta. Menurutnya, kurikulum SLB vokasi ini penting diterapkan SLB karena adanya fakta lulusan SMA dari SLB cuma 2 persen yang melanjutkan ke perguruan tinggi. (ron)