Mataram (Suara NTB) – Mahasiswa semester V dari Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Al-Azhar (FT Unizar), Ahmadi dan Aubrey Contantine Tokan, baru-baru ini berhasil meraih Juara II dalam kompetisi bergengsi Juru Ukur yang diselenggarakan oleh Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Balai Jasa Konstruksi Wilayah (BJKW) 4 Surabaya, pada tanggal 2-3 Oktober 2024. Kompetisi ini melibatkan berbagai provinsi di Indonesia, termasuk Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, NTB, dan NTT.
Ahmadi menjelaskan bagaimana proses dan persiapan yang matang membawanya ke podium juara. Ahmadi menekankan pentingnya fokus pada proses dari pada hasil akhir. “Kalau juara, saya rasa semua ingin. Yang penting itu kita mengikuti kriteria lomba. Proses adalah hal paling utama, bukan hanya hasil,” ungkapnya.
Ia menjelaskan dalam lomba juru ukur, perhatian terhadap detail, keselamatan, dan ketelitian dalam pengukuran sangat krusial. “Persiapan alat, memperhatikan keselamatan kerja, hingga mendapatkan data yang akurat merupakan bagian dari proses yang menentukan,” tambahnya.
Menghadapi akademisi dan peserta dari dunia industri menjadi salah satu tantangan terbesar yang dirasakan Ahmadi. Selain itu, para juri yang berasal dari asosiasi juru ukur dengan pengalaman luas memberikan tantangan tersendiri. “Kami diuji baik dalam keterampilan teknis maupun mental. Kompetisi ini benar-benar menguji kemampuan kami dalam kondisi yang sebenarnya, dengan juri yang ahli di bidangnya,” ujar Ahmadi.
Ahmadi juga mengapresiasi peran besar pendidikan di Program Studi Teknik Sipil Unizar dalam mempersiapkan dirinya menghadapi kompetisi ini. Mata kuliah ‘Ukuran Tanah’ menjadi bekal utama dalam membekalinya. “Mata kuliah ini mengajarkan bagaimana menentukan titik-titik pengukuran dengan tepat, serta beberapa detail penting dalam persiapan konstruksi sipil,” katanya. Melalui praktik dan teori yang diberikan di kelas, Ahmadi merasa lebih siap untuk berkompetisi dan bersaing di tingkat nasional.
Meski teknik pengukuran yang digunakan dalam lomba ini umumnya sama, Ahmadi menekankan bahwa kunci kesuksesan terletak pada pelaksanaan yang presisi dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja. “Yang penting itu proses pengukurannya, bagaimana kita melakukan pengukuran dengan sedikit kesalahan,” jelasnya.
Setelah pencapaian yang membanggakan ini, Ahmadi memiliki rencana untuk terus mengembangkan kemampuannya di bidang teknik sipil, khususnya dalam keahlian juru ukur. “Semua dasar bangunan sipil dimulai dari pengukuran, baik menggunakan alat manual, mekanis, maupun alat optis seperti total station dan teodolit,” jelasnya.
Ia juga menegaskan niatnya untuk terus berpartisipasi dalam proyek-proyek atau kompetisi di masa depan, guna memperdalam ilmunya dalam dunia konstruksi sipil.
Kompetisi Juru Ukur ini diselenggarakan oleh Kementerian PUPR melalui Balai Jasa Konstruksi Wilayah 4 Surabaya. Kompetisi ini merupakan ajang bergengsi yang bertujuan untuk mengasah keterampilan para profesional dan mahasiswa dalam bidang pengukuran yang menjadi fondasi bagi proyek konstruksi sipil.
Ahmadi berharap, prestasinya ini tidak hanya menjadi inspirasi bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi teman-temannya di Unizar dan seluruh mahasiswa teknik sipil untuk terus mengasah keterampilan di bidang yang mereka tekuni. (ron)