spot_img
Rabu, Desember 4, 2024
spot_img
BerandaHEADLINEDukung Kebijakan Presiden Prabowo, SDM Sehat dan Berkualitas Fokus di Bidang Kesehatan

Dukung Kebijakan Presiden Prabowo, SDM Sehat dan Berkualitas Fokus di Bidang Kesehatan

Mataram (Suara NTB) – Salah satu fokus dari Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka adalah masalah kesehatan. Hal ini juga menjadi atensi dari Pemprov NTB dalam mendukung program kesehatan terutama menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas.

“Sebagaimana disampaikan amanat dari Bapak Menteri Kesehatan bahwa kita siap gerak bersama, sehat bersama sesuai tema Hari Kesehatan Nasional (HKN) yakni ke depan kita siapkan dari sumber daya yang sehat dan berkualitas. Dan salah satu indikatornya adalah kesehatan. Saya sangat bahagia dari pokok-pokok dari pemerintahan Pak Prabowo Subianto sangat fundamental, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat,” ujar Penjabat Gubernur NTB Hassanudin saat dikonfirmasi usai menghadiri Peringatan HKN ke 60 di Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Selasa, 12 November 2024.

Pj Gubernur memberikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan sudah mempunyai konsep dengan data yang ada dalam melaksanakan kebijakan pemerintah pusat di daerah. Terutama dalam melaksanakan pembangunan kesehatan mulai dari tingkat paling bawah, seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit.

Selain itu, dalam mendukung ini pula tetap memperhatikan masalah fasilitas dengan tetap melihat perkembangan zaman. Pihaknya yakin program yang sedang dirancang Dinas Kesehatan sesuai dengan arahan dan kebijakan dari pemerintah pusat. Tidak hanya itu, persoalan kesehatan juga menjadi salah satu fokus arahan dari Presiden Prabowo Subianto saat mengumpulkan kepala daerah se Indonesia awal November lalu. “Salah satu indikator kesejahteraan adalah kesehatan,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Kepala Dikes NTB Dr. dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MARS. Menurutnya, pemeriksaan kesehatan ke depan konsepnya akan mendapat pemberitahuan untuk pemeriksaan kesehatan saat ulang tahun individu. Notifikasi ini akan tergabung dengan aplikasi Satu Sehat, sehingga pihaknya mendorong masyarakat memasang aplikasi ini. Alasannya pada aplikasi ini nanti lengkap dengan edukasi kesehatan, bahkan rekam medis ada di aplikasi ini.

‘’D situ penting nanti untuk menunjang kegiatan untuk pemeriksaan kesehatan, karena sekarang kan persoalan kesehatan ini kompleks sekali, itu menyangkut persoalan penyakit infeksi PTM (Penyakit Tidak Menular) yang kita hadapi. Belum lagi penyakit yang terkait kesehatan mental,’’ ungkapnya.

Pada momen HKN tahun ini, ujarnya, ditekankan pada gerak bersama sehat bersama. Ini berarti jika berbicara tentang pencegahan harus dilakukan daripada pengobatan dan sejalan dengan transformasi kesehatan.

Pihaknya juga fokus  memperhatikan masalah pencegahan penyakit Tubercolosis (TB) yang masih tinggi jumlahnya. Dari data ke Kementerian Kesehatan, jika Indonesia masuk dalam peringkat 2 jumlah penderita TB terbanyak di dunia setelah India.

‘’Masalah di Kita (NTB, red) sebenarnya di Indonesia dan di NTB hampir mirip-mirip bahwa penemuan kasusnya yang memang harus kita gencarkan lagi, ya masih di angka belum di atas 60 %. Kalau pengobatannya bagus kita sudah siapkan obat-obat dan diagnosis itu lebih mudah orang mengakses di puskesmas,’’ terangnya.

Dalam menangani berbagai macam penyakit, ungkapnya, pemerintah daerah akan mengusulkan kebutuhan alat-alat kesehatan, baik itu di level posyandu, puskesmas bahkan rumah sakit dengan dana yang tersedia di pusat. Dan ini berjalan terus sampai tahun 2028 mendatang. Pihaknya sudah menyiapkan road map-nya untuk kebutuhannya usulan-usulan ke pemerintah pusat.

Sekarang ini, Pemprov NTB mendorong beberapa rumah sakit di NTB  menjadi rumah sakit pendidikan agar bisa memproduksi dokter-dokter spesialis, termasuk meningkatkan kualitas kedokteran. Begitu juga dalam melahirkan  dokter-dokter umum hingga dokter spesialis. ‘’Rumah Sakit Provinsi sudah bisa memproduksi dokter spesialis sekarang. Nah kita dorong rumah sakit, misalnya ada rumah sakit di Lombok Barat, Lombok Tengah menjadi Tipe B kemudian pada akhirnya nanti bisa juga menjadi rumah sakit pendidikan untuk bisa mencetak dokter spesialis,’’ harapnya.

Diakuinya, rasio jumlah penduduk dan dokter spesialis atau dokter umum itu 1 banding 1.000. Sementara, sekarang ini jaraknya terlalu besar, sehingga pihaknya harus membuat perencanaan agar benar-benar sesuai dengan standar ideal. ‘’Dan dari idealnya 1 banding 1.000 untuk menciptakan rumah sakit. Yang jelas sekarang yang saya sampaikan tadi, terbuka kesempatan kita untuk melengkapi alat-alat yang ada di rumah sakit kita itu melalui aplikasi namanya ASPAK (Aplikasi Sarana dan Prasarana Alat Kesehatan). ASPAK itu yang selalu harus di-update terus, sehingga pusat sudah tahu rumah sakit ini apa kekurangan alatnya,’’ sarannya. (ham)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO