Giri Menang (Suara NTB) – Malam pergantian tahun digelar di sejumlah titik oleh masyarakat Lombok Barat. Salah satunya, di bundaran Giri Menang Square (GMS) Gerung, Selasa, 31 Desember 2024. Warga menyemut di bundaran ini menyaksikan Pesta Kembang Api. Pada momen tahun baru ini juga, warga ramai mengunjungi lokasi wisata, seperti di Cagar Budaya Taman Narmada, Rabu, 1 Januari 2025.
Pantauan media di bundaran Gerung, warga sudah ramai sejak malam hari, menunggu detik-detik malam pergantian tahun. Di sepanjang jalur bundaran tersebut dipenuhi para pedagang kaki lima yang memanfaatkan momen keramaian tersebut dengan berjualan. Aneka makanan dan minuman yang dijual pun diserbu pengunjung. Pedagang pun mendapat untung lumayan besar pada moment pergantian tahun itu, dibanding hari biasanya.
Ramainya warga menyebabkan jalur ini macet, sehingga aparat turun melakukan penanganan untuk mengurai kemacetan. Puncaknya pada detik publik 00.00, pergantian waktu dari tahun 2024 ke 2025, klakson motor serentak dibunyikan pengendara. Kemudian diiringi kembang api yang bersahutan di atas langit Bundaran GMS. Warna warni kembang api itu menjadi daya tarik warga, namun ada juga beberapa warga yang kaget dengan bunyi kembang api yang mengeluarkan bunyi lumayan keras.
Pada pergantian tahun ini, lokasi wisata juga banyak dikunjungi warga. Salah satunya, Cagar Budaya Taman Narmada. Mulai Rabu, 1 Januari 2025 pagi, hingga sore lokasi wisata ini dijejali pengunjung. Terhitung sejak momen hari perhatian tahun, hampir 30 ribu pengunjung yang berkunjung ke kawasan tersebut.
Direktur Utama (Dirut) PT Patut Patuh Patju, Eko Esti Santoso, MM., menerangkan bahwa meskipun kondisi hujan, animo masyarakat untuk mengunjungi Taman Narmada sebagai taman rakyat dan cagar budaya masih sangat tinggi. “Kurang lebih 30 ribuan pengunjung pada momen tahun baru ini,” kata Eko.
Lebih-lebih jika cuaca cerah pada momen pergantian tahun ini, maka pengunjung semakin tinggi ke Taman Narmada. Sebab tahun lalu, terdapat 35 ribuan pengunjung ke lokasi wisata itu ketika kondisi cuaca cerah. Kendati wahaha yang tersedia tetap sama seperti sebelumnya, namun pengunjung terus bertambah ke lokasi wisata tersebut. Di mana pihaknya menghidupkan lagi Flying fox, sebab kondisinya sebelum ia menjadi direktur sebagian besar alatnya hilang dan butuh perbaikan.
Ke depan untuk menambah daya tarik pengunjung, pihaknya membutuhkan beberapa wahana dan perbaikan sarana pendukung. Seperti tambahan Wahana Water boom kemudian perbaikan fasilitas gazebo, musala, lapak kuliner, pintu air siwak. Dan membenahi kolam renang. Sedangkan untuk pemugaran Cagar Budaya, sudah rampung. “Sehingga kita berharap ini menambah daya tarik pengunjung ke sini,” harapnya. (her)