MASUKNYA beras impor ke NTB diyakini tidak akan merusak harga pasar. Pasalnya, beras impor yang didatangkan Bulog ke NTB hanya untuk menjaga Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan tidak dilepas ke pasar.
Asisten II (Bidang Perekonomian dan Pembangunan) Setda NTB Dr. H. Fathul Gani, MSi., menjelaskan beras impor yang masuk NTB merupakan kebijakan pusat dan tetap akan berada di gudang milik Bulog.
Mantan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB ini mengakui, berdasarkan koordinasi yang dilakukan Bulog NTB, beras impor yang didatangkan dari Myanmar ini untuk menjaga CBP dan dilarang diperjualbelikan di pasar yang ada di NTB. Artinya, beras impor ini hanya digunakan untuk program bantuan pangan 2025.
Pihaknya juga memastikan masuknya beras impor saat adanya petani yang mulai panen padi di beberapa tempat di Pulau Lombok tidak akan mempengaruhi harga pasar. Menurutnya, harga gabah petani tidak akan anjlok karena beras impor tersebut tidak dilepas di pasar
“Kita pastikan tidak mempengaruhi mekanisme pasar. Beras impor ini tidak dilepas di pasar. Kita akan melepas beras lokal di pasaran,” tegasnya.
Diakuinya, pemerintah daerah tidak bisa menolak masuknya beras impor yang didatangkan Bulog ke NTB, karena merupakan kebijakan pemerintah pusat. Dalam hal ini, pemerintah pusat memiliki pertimbangan khusus melakukan impor beras.
Sebelumnya, Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Sri Muniati, mengatakan, cadangan beras pemerintah atau CBP dipakai untuk kebutuhan penyaluran program bantuan pangan, stabilisasi pasokan dan harga melalui penjualan beras SPHP hingga antisipasi krisis pangan.
Sebelumnya sebanyak 5.900 ton beras asal Myanmar dilakukan bongkar muat di Pelabuhan Lembar. Beras tersebut digunakan untuk penguatan stok cadangan beras pemerintah di NTB.
Pada 2024, pemerintah pusat telah mengadakan rapat koordinasi terbatas dalam rangka percepatan penerimaan importasi cadangan beras pemerintah. Bulog NTB melalui Pelabuhan Lembar menjadi salah satu destinasi kedatangan beras impor.
Stok beras cadangan pemerintah yang kini dikuasai Bulog NTB masih memadai untuk memenuhi kebutuhan penyaluran selama kurun waktu tiga bulan ke depan. Meski demikian, Bulog juga perlu memperhatikan penyediaan cadangan stok minimal untuk kebutuhan tiga bulan penyaluran berikutnya.
“Stok beras luar negeri yang baru tiba itu dapat memperkuat stok beras cadangan pemerintah di Nusa Tenggara Barat,” kata Sri.
Bulog NTB saat ini menunggu pemasukan kuota baru cadangan beras pemerintah melalui pengadaan dalam negeri yang akan berlangsung dalam waktu dekat saat masa panen raya di seluruh wilayah NTB. (ham)