Mataram (Suara NTB) – Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-XIV Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) secara resmi menetapkan TGH Lalu Turmuzdi Badaruddin sebagai Rais Syuriah dan Prof TGH Masnun Tahir sebagai Ketua Tanfiziyah PWNU NTB untuk masa khidmat 2025-2030.
Penetapan tersebut dilakukan melalui musyawarah mufakat oleh tujuh anggota Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) pada Konferwil ke-XIV PWNU NTB yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Qumarul Huda Bagu, Lombok Tengah, pada Sabtu, 18 Januari 2025.
Ketua PBNU Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK), KH Muhammad Faesal, menyampaikan bahwa pemilihan tersebut berjalan sesuai dengan ketentuan organisasi. “Para anggota AHWA telah sepakat memilih TGH Lalu Turmuzdi Badaruddin sebagai Rais Syuriah PWNU NTB,” ujar Kiai Faesal.
Selanjutnya, berdasarkan usulan dari 10 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-NTB dan dengan persetujuan Rais Syuriah, Prof Masnun Tahir ditetapkan kembali sebagai Ketua Tanfiziyah PWNU NTB untuk periode kedua.
Kiai Faesal menjelaskan, persetujuan Rais Syuriah merupakan kunci utama dalam pengambilan keputusan tersebut. “Jika Rais Syuriah tidak menyetujui, maka akan dilakukan pemilihan untuk menentukan Ketua Tanfiziyah. Namun, dalam hal ini, Rais Syuriah telah memberikan restunya,” jelasnya.
Sebagai langkah lanjutan, tim formatur yang dipimpin oleh Rais Syuriah, TGH Lalu Turmuzdi Badaruddin, dan sekretaris Prof Masnun Tahir, akan segera menyusun kepengurusan PWNU NTB masa khidmat 2025-2030 dalam waktu dekat.
Usai ditetapkan pada Konferwil ke-XIV PWNU NTB, Ketua Tanfiziyah terpilih, Prof Masnun Tahir, mengajak seluruh warga Nahdliyyin untuk bersatu dalam membesarkan organisasi serta menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama seluruh elemen NU.
“Mari kita bersama-sama membesarkan NU. Tantangan yang kita hadapi ke depan sangat besar, sehingga membutuhkan persatuan dan sinergi dari seluruh warga Nahdliyyin,” ujar Prof Masnun.
Menurutnya, NU memiliki peran strategis dalam berbagai dimensi kehidupan masyarakat, baik dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Oleh karena itu, optimalisasi program kerja dan pengelolaan aset organisasi, seperti gedung PWNU, menjadi salah satu prioritas utama.
“Kita harus memanfaatkan seluruh sumber daya, termasuk gedung PWNU, secara maksimal untuk mendukung aktivitas organisasi dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat,” tambahnya.
Prof Masnun juga menegaskan pentingnya mempererat silaturahmi di antara warga NU sebagai modal utama dalam memperkuat organisasi. Ia mengajak semua pihak, mulai dari pengurus hingga simpatisan, untuk aktif terlibat dalam program-program PWNU NTB.
Dengan semangat kebersamaan, PWNU NTB diharapkan dapat menghadapi berbagai tantangan di masa depan dan semakin berkontribusi bagi kemajuan masyarakat. “Mari kita perbanyak silaturahmi dan bekerja sama untuk menciptakan program-program yang bermanfaat. Bersama-sama, kita dapat membawa NU ke tingkat yang lebih baik,” pungkasnya. (ndi)