Mataram (Suara NTB) – Sengkarut rumah singgah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) NTB ditanggapi Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Hj. Indah Dhamayanti Putri. Wagub meminta pihak rumah sakit harus segera memberikan solusi kepada penghuni rumah singgah.
“Dicarikan solusi sehingga walaupun terjadi pergeseran ada solusi yang bisa diberikan kepada mereka,” ujarnya, Senin, 24 Februari 2025.
Mantan Bupati Bima ini menyatakan, meski penggusuran rumah singgah ini menimbulkan permasalahan, namun ia percaya tujuan relokasi yang dilakukan oleh RSUP NTB tersebut untuk kebaikan pasien yang menempati fasilitas tersebut.
“Saya rasa semua ini tujuannya baik. Saya rasa rumah sakit juga memiliki tujuan yang baik. Tetapi juga kita menerima apa yang menjadi harapan dari yang menempati rumah singgah ini,” katanya.
Relokasi ini, kata Wagub bertujuan untuk memperbaiki penataan rumah singgah yang ada di dalam RSUD NTB. Diharapkan, pemindahan rumah singgah yang rencananya akan dibangun di lahan seluas 50 are ini bisa memberikan manfaat lebih, khususnya kepada penghuni yang berasal dari luar daerah.
“Jadi kita ingin penataannya lebih baik lagi. Tidak boleh ada yang dirugikan, semuanya mendapatkan asas manfaat yang baik,” sambungnya.
Sebelumnya, Direktur RSUP NTB, dr. Lalu Herman Mahaputra mengatakan penggusuran dilakukan karena pihak RSUD berencana untuk merelokasi rumah singgah ke lokasi yang lebih mudah diakses.
Menurutnya, rumah singgah saat ini terlalu sempit, hanya bisa menampung 10 pasien, sehingga pasien dan keluarga kurang leluasa untuk melakukan aktivitas. Oleh karenanya, direlokasi dan akan dibuatkan tempat singgah yang lebih layak dengan menyediakan tempat mencuci, masak, dan sebagainya.
Perihal penggusuran, Direktur RSUD NTB yang akrab disapa dr. Jack ini mengatakan, pihaknya kerap kali melakukan sosialisasi. Bahkan, dikatakan, penghuni rumah singgah menyetujui rencana relokasi tersebut.
“Prinsipnya, awalnya mereka sudah setuju. Bahkan kita merelokasi ke tempat yang lebih baik. Dalam arti lebih mudah dan dekat akses daripada pengobatan,” ujarnya.
Rumah singgah ini kata dr.Jack kurang refresentatif sebab cukup jauh dari tempat ibadah dan pusat pengobatan, pun bangunan tersebut dinilai cukup sempit. Sehingga, direncanakan untuk relokasi ke tempat yang lebih luas, dekat dengan tempat ibadah.
Relokasi ini, kata dr. Jack sekaligus untuk menertibkan pasien dan keluarga pasien yang berasal dari luar Lombok untuk bisa registrasi dan terdata dalam jumlah pasien yang menginap di rumah singgah. ‘’Makanya ke depan kami ingin tertibkan. Jadi, semua penghuni teregistrasi. Siapa pasien dan keluarganya. Supaya teregistrasi. Kalau sekarang kita belum mendata. Tapi itu perbaikan ke depan,” pungkasnya. (era)